Do It When Many Won’t

ditulis oleh Richelle Kwok, 7 Juni 2020


Setiap dari kita pasti pernah membersihkan kotoran atau sampah, membersihkan rumah yang banyak sekali debunya, membersihkan sepatu kita yang tidak sengaja menginjak permen karet atau kotoran binatang. Tentunya hal – hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang saya rasa menyenangkan untuk dilakukan. Izinkan saya bertanya, apakah kamu mau untuk melakukan hal tersebut, atau sebut saja hal – hal yang menurut kamu tidak menyenangkan untuk dilakukan setiap hari?

Setelah beberapa bulan bekerja di Autism Centre, saya menyadari satu hal, dimana mengganti popok adalah hal yang paling tidak disukai oleh semua staf disini. Begitu juga dengan saya. Membersihkan sampah, membersihkan rumah yang mungkin kotor karena debu, atau membersihkan sepatu yang menginjak permen karet tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan mengganti popok anak setiap hari. Ya, kebanyakan anak – anak disini masih menggunakan popok. Bayangkan, menggantikan popok setiap harinya sebanyak empat kali untuk tiap anak saja, itu merupakan hal yang tidak menyenangkan. Ditambah lagi beberapa anak yang memiliki perilaku maladaptif, seperti memakan kotorannya sendiri, atau mencelupkan tangannya ke dalam kloset lalu memegang rambut kami atau menjilatnya. Terlebih lagi, saya ditempatkan di kelas dengan tingkat autisme paling parah dibandingkan empat kelas lainnya. Perilaku mereka juga bisa dibilang lebih unik dan bervariasi dibandingkan dengan kelas lainnya. Mungkin akan sangat wajar ketika semua staf disini termasuk saya tidak menyukai jadwal mengganti popok tersebut.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kolose 3:23 (TB)


Suatu ketika saya diingatkan lagi bahwa oleh kemurahan Tuhan, pekerjaan ini diberikan dengan saya. Saya bekerja untuk Tuhan, karena Tuhan-lah yang mempercayakan pekerjaan ini kepada saya. Tujuan saya bekerja disini pun bukan untuk impress orang lain, melainkan menjadi suatu kehormatan bagi saya ketika saya bekerja disini untuk melayani Tuhan. Menurut saya, setiap dari kita bisa memilih sudut pandang mana yang mau kita fokuskan ketika kita melihat sesuatu. Walaupun kegiatan yang kita lakukan tetap sama, bagaimana respon kita dan apa yang kita pikirkan ketika menjalaninya akan membuahkan hasil yang berbeda.

Memilih Untuk Membuat Kenangan Manis
Saat jam mengganti popok datang, setidaknya ada dua hal yang saya dan staf lakukan. Pertama, berpikir bahwa mengganti popok adalah pekerjaan yang menjijikan dan harus diselesaikan secepat mungkin sebelum ada perilaku maladaptif dari anak-anak. Kedua, menggantikan popok dan menggunakan waktu yang singkat itu untuk mengucapkan hal-hal yang positif untuk anak – anak.

Saya memilih pilihan yang kedua. Awalnya saya pun melewati proses dan melatih diri setiap harinya. Tetapi, sampai saat ini, saya merasa jam mengganti popok itu adalah hal yang menyenangkan karena pada jam tersebut saya bisa menyanyikan lagu favorit mereka, membuat mereka tertawa, membisikkan “God bless you”, “You are perfect”, “You are valuable”, “You are awesome” kepada mereka. Saya memilih untuk membuat waktu yang singkat itu menjadi memori yang manis dengan mereka sebelum akhirnya mereka pindah ke sekolah yang baru di tahun berikutnya. Walaupun kegiatan yang dilakukan sama, saya memilih untuk menjalaninya dengan sukacita dan menghasilkan banyak memori yang manis yang bisa saya ingat sampai sekarang.

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. … Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga

Matius 5: 13-14, 16 (TB)

Sebagai orang percaya kita harus menjadi garam dunia, supaya orang lain dapat merasakan dampak dari anak-anak Tuhan. Seorang pendeta pernah berkata bahwa gula dapat mempercepat pembusukan daging, sedangkan garam dapat digunakan untuk membuat daging itu bertahan lebih lama. Ketika garam itu dimasak, walaupun bentuknya sudah tidak terlihat, tapi akan ada rasa pada makanan tersebut, karena garam itu memberikan dampak.

Lakukanlah ketika banyak yang menolak, bertahanlah ketika banyak yang menyerah, dan buktikan kepada mereka bahwa Tuhan dapat memampukan kita untuk melakukan hal yang jauh lebih besar dari yang kita pikirkan.

Ketika kita melakukan hal yang mungkin terlihat manis, mungkin kita sedang berusaha untuk terlihat lebih supaya mendapatkan pengakuan dari orang lain. Tetapi kita dipanggil untuk berdampak bagi orang lain, bukan hanya melakukan hal yang terlihat manis atau baik. Lakukanlah ketika banyak yang menolak, bertahanlah ketika banyak yang menyerah, dan buktikan kepada mereka bahwa Tuhan dapat memampukan kita untuk melakukan hal yang jauh lebih besar dari apa yang kita pikirkan.


Artikel ini disunting oleh Putri Evelline

Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s