ditulis oleh Marcel Josojuwono, 25 Desember 2022
“Kalau Natal itu ibarat hari ulang tahun Yesus, kira-kira apa yang jadi wishes-Nya Dia ketika lilin itu dinyalakan ya?”
Pertanyaan itu dilontarkan salah satu anggota dalam sesi komsel yang membuat kami terdiam sejenak. Sekilas pertanyaan ini nampak absurd, akan tetapi kalau dipikir lagi sebenarnya ini menjadi suatu perenungan yang sangat dalam.
Seharusnya tidaklah aneh untuk memparalelkan lilin yang dinyalakan seluruh umat dalam ibadah Natal dengan lilin ulang tahun. Sebab yang dirayakan ketika Natal itu hari kelahiran-Nya kan? Lantas kira-kira apa yang menjadi isi hati Yesus ketika lilin “ulang tahun” itu dinyalakan?
Melihat Alkitab dari sudut pandang Allah
Untuk menjawab pemikiran ini, saya ingin mengajak anda untuk step back sejenak dan coba untuk melihat Alkitab dari sudut pandang Allah. Apabila kita kembali melihat dari kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia untuk hidup bersama Dia. Allah tentunya tahu bahwa manusia akan jatuh dalam dosa, tetapi Dia tetap mengambil keputusan untuk menciptakan manusia untuk bersama dengan Dia. Dosa itu pun menyebabkan manusia tidak lagi dapat bersama dengan Allah, sebab Dia itu kudus dan dosa tidak dapat bersama dengan Dia. Oleh karena itu Allah juga merencanakan Yesus sebagai penebus sejak dari kitab Kejadian (Kejadian 3:15).
Dari momen tersebut kita dapat melihat bahwa seluruh isi Alkitab mengarah kepada penebusan Kristus. Karena kasih-Nya Allah mengaruniakan anakNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia supaya tidak binasa dan beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16-17). Tidak ada satu perbuatan baik manusia yang dapat menyelamatkan mereka dari upah dosa dan karena itu keselamatan itu diberikan secara cuma-cuma bagi mereka yang percaya. Baik Natal ataupun Paskah semua itu mengacu kepada satu nama yaitu Yesus Kristus Sang Juruselamat.
Kerinduan Yesus dalam doa-Nya
Apabila kita melihat dari sudut pandang tersebut, seharusnya kita pun mulai mengerti betapa besar kasih-Nya kepada kita. Ada satu kerinduan dari Allah Bapa untuk kembali bersatu dengan manusia. Kerinduan ini pun tercermin dari doa Yesus sebelum Dia ditangkap:
Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Yohanes 17:24 (TB)
Ada satu kerinduan dari Yesus supaya kita semua berada bersama dengan Dia dan bisa merasakan kemuliaan-Nya. Semua itu dapat terjadi ketika manusia menerima Dia sebagai Juruselamat dan lahir baru. Bukan suatu kebetulan Yesus menggunakan kata mempelai dan perjamuan kawin untuk mendeskripsikan ini. Sebab semua itu mencerminkan satu gambaran unity dari Allah dengan manusia.
Kerinduan-Nya menjadi Kerinduan Kita
Sekarang apa yang seharusnya menjadi respon kita apabila mengetahui hal ini?
Bagi anda yang belum pernah menerima Yesus sebagai Juruselamat, saya ingin memberitahukan kepada anda bahwa ada seseorang yang sangat mengasihi anda dan Dia bernama Yesus. Keputusan untuk menerima Dia sebagai Juruselamat adalah keputusan terbaik dalam hidup anda.
Bagi anda yang merupakan orang percaya, tidak hanya cukup sampai disitu saja. Perhatikan bagaimana Paulus menggambarkan kerinduannya:
Kami memberitakan bahwa dengan perantaraan Kristus, Allah membuat manusia berbaik kembali dengan diri-Nya. Allah melakukan itu tanpa menuntut kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan manusia terhadap diri-Nya. Dan kami sudah ditugaskan Allah untuk memberitakan kabar itu. Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus. Melalui kami Allah sendiri yang menyampaikan pesan-Nya. Atas nama Kristus, kami mohon dengan sangat, terimalah uluran tangan Allah yang memungkinkan kalian berbaik dengan Dia.
2 Korintus 5:19-20 (BIS)
Sama seperti ketika Yesus di dunia yang selalu melakukan apa yang Bapa inginkan, keinginan Dia pun seharusnya tercermin menjadi keinginan kita. Paulus bahkan sadar hingga memohon dengan sangat agar orang lain berbalik kepada Yesus.
The Greatest Birthday Wishes Ever
Sekarang mari kita kembali kepada pertanyaan awal. Ketika lilin itu dinyalakan apa menurut anda yang menjadi wishes Yesus? Dari pengertian ini kita pun bisa dapat mencoba menerka kira-kira apa yang jadi isi hati-Nya. Menurut saya kerinduan dan isi hati-Nya masih sama dari dulu sampai sekarang, yakni Dia menginginkan agar manusia percaya, selamat, tidak binasa dan melainkan hidup kekal. Semua itu didasari atas kerinduan Allah agar kembali terhubung dengan manusia.
Kerinduan dan isi hati-Nya masih sama dari dulu sampai sekarang, yakni Dia menginginkan agar manusia percaya, selamat, tidak binasa dan melainkan hidup kekal. Semua itu didasari atas kerinduan Allah agar kembali terhubung dengan manusia.
Semoga perenungan ini membawa kita masuk ke dimensi baru untuk pengertian akan makna Natal (dan Paskah) yang jauh lebih dalam daripada sebelumnya. This is the greatest wishes ever dan semoga kerinduan itu pun menjadi kerinduan kita semua!
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.