The Greatest Birthday Wishes Ever

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 25 Desember 2022


“Kalau Natal itu ibarat hari ulang tahun Yesus, kira-kira apa yang jadi wishes-Nya Dia ketika lilin itu dinyalakan ya?”

Pertanyaan itu dilontarkan salah satu anggota dalam sesi komsel yang membuat kami terdiam sejenak. Sekilas pertanyaan ini nampak absurd, akan tetapi kalau dipikir lagi sebenarnya ini menjadi suatu perenungan yang sangat dalam. 

Seharusnya tidaklah aneh untuk memparalelkan lilin yang dinyalakan seluruh umat dalam ibadah Natal dengan lilin ulang tahun. Sebab yang dirayakan ketika Natal itu hari kelahiran-Nya kan? Lantas kira-kira apa yang menjadi isi hati Yesus ketika lilin “ulang tahun” itu dinyalakan?

Melihat Alkitab dari sudut pandang Allah
Untuk menjawab pemikiran ini, saya ingin mengajak anda untuk step back sejenak dan coba untuk melihat Alkitab dari sudut pandang Allah. Apabila kita kembali melihat dari kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia untuk hidup bersama Dia. Allah tentunya tahu bahwa manusia akan jatuh dalam dosa, tetapi Dia tetap mengambil keputusan untuk menciptakan manusia untuk bersama dengan Dia. Dosa itu pun menyebabkan manusia tidak lagi dapat bersama dengan Allah, sebab Dia itu kudus dan dosa tidak dapat bersama dengan Dia. Oleh karena itu Allah juga merencanakan Yesus sebagai penebus sejak dari kitab Kejadian (Kejadian 3:15). 

Dari momen tersebut kita dapat melihat bahwa seluruh isi Alkitab mengarah kepada penebusan Kristus. Karena kasih-Nya Allah mengaruniakan anakNya yang tunggal untuk menyelamatkan manusia supaya tidak binasa dan beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16-17). Tidak ada satu perbuatan baik manusia yang dapat menyelamatkan mereka dari upah dosa dan karena itu keselamatan itu diberikan secara cuma-cuma bagi mereka yang percaya. Baik Natal ataupun Paskah semua itu mengacu kepada satu nama yaitu Yesus Kristus Sang Juruselamat.

Kerinduan Yesus dalam doa-Nya
Apabila kita melihat dari sudut pandang tersebut, seharusnya kita pun mulai mengerti betapa besar kasih-Nya kepada kita. Ada satu kerinduan dari Allah Bapa untuk kembali bersatu dengan manusia. Kerinduan ini pun tercermin dari doa Yesus sebelum Dia ditangkap: 

Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Yohanes 17:24 (TB)

Ada satu kerinduan dari Yesus supaya kita semua berada bersama dengan Dia dan bisa merasakan kemuliaan-Nya. Semua itu dapat terjadi ketika manusia menerima Dia sebagai Juruselamat dan lahir baru. Bukan suatu kebetulan Yesus menggunakan kata mempelai dan perjamuan kawin untuk mendeskripsikan ini. Sebab semua itu mencerminkan satu gambaran unity dari Allah dengan manusia.

Kerinduan-Nya menjadi Kerinduan Kita
Sekarang apa yang seharusnya menjadi respon kita apabila mengetahui hal ini? 

Bagi anda yang belum pernah menerima Yesus sebagai Juruselamat, saya ingin memberitahukan kepada anda bahwa ada seseorang yang sangat mengasihi anda dan Dia bernama Yesus. Keputusan untuk menerima Dia sebagai Juruselamat adalah keputusan terbaik dalam hidup anda. 

Bagi anda yang merupakan orang percaya, tidak hanya cukup sampai disitu saja. Perhatikan bagaimana Paulus menggambarkan kerinduannya:

Kami memberitakan bahwa dengan perantaraan Kristus, Allah membuat manusia berbaik kembali dengan diri-Nya. Allah melakukan itu tanpa menuntut kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan manusia terhadap diri-Nya. Dan kami sudah ditugaskan Allah untuk memberitakan kabar itu. Jadi kami adalah utusan-utusan Kristus. Melalui kami Allah sendiri yang menyampaikan pesan-Nya. Atas nama Kristus, kami mohon dengan sangat, terimalah uluran tangan Allah yang memungkinkan kalian berbaik dengan Dia.

2 Korintus 5:19-20 (BIS)

Sama seperti ketika Yesus di dunia yang selalu melakukan apa yang Bapa inginkan, keinginan Dia pun seharusnya tercermin menjadi keinginan kita. Paulus bahkan sadar hingga memohon dengan sangat agar orang lain berbalik kepada Yesus.

The Greatest Birthday Wishes Ever
Sekarang mari kita kembali kepada pertanyaan awal. Ketika lilin itu dinyalakan apa menurut anda yang menjadi wishes Yesus? Dari pengertian ini kita pun bisa dapat mencoba menerka kira-kira apa yang jadi isi hati-Nya. Menurut saya kerinduan dan isi hati-Nya masih sama dari dulu sampai sekarang, yakni Dia menginginkan agar manusia percaya, selamat, tidak binasa dan melainkan hidup kekal. Semua itu didasari atas kerinduan Allah agar kembali terhubung dengan manusia. 

Kerinduan dan isi hati-Nya masih sama dari dulu sampai sekarang, yakni Dia menginginkan agar manusia percaya, selamat, tidak binasa dan melainkan hidup kekal. Semua itu didasari atas kerinduan Allah agar kembali terhubung dengan manusia. 

Semoga perenungan ini membawa kita masuk ke dimensi baru untuk pengertian akan makna Natal (dan Paskah) yang jauh lebih dalam daripada sebelumnya. This is the greatest wishes ever dan semoga kerinduan itu pun menjadi kerinduan kita semua!



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Messi(ah), Bukan Sekedar Euforia dan Cerita

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 24 Desember 2022


Apa gambaran pertama anda ketika mendengar Piala Dunia 2022? Saya yakin mayoritas orang di seluruh dunia akan langsung menyebut Messi atau Argentina. Baik itu pendukung atau pembenci, tidak mungkin anda membicarakan Piala Dunia 2022 tanpa ada nama tersebut yang diucapkan.

Sekarang saya mau coba ganti pertanyaanya. Apa impresi pertama anda ketika mendengar kata Natal? Untuk sebagian besar orang, saya yakin bahwa yang terbesit langsung adalah suasana yang menyenangkan, lagu-lagu Natal, cuaca yang dingin, lampu hiasan yang indah, atau mungkin canda tawa dengan orang terdekat.

Tunggu dulu, bukankah hal ini ironis? Seringkali kita mengingat Natal sebagai suatu suasana dan euforia saja. Suasana ini pun digambarkan oleh seluruh dunia mulai dari pusat perbelanjaan, di setiap film yang bermunculan di akhir tahun, hingga dekorasi di tempat ibadah. Kalau dipikir-pikir, perayaan Natal hari-hari ini sama seperti mengikuti Piala Dunia, membeli merchandise-nya, ikutan acara nonton bareng, akan tetapi tidak tahu siapa yang menang. Dimanakah Sang Mesias yang seharusnya dibicarakan itu?

Kalau dipikir-pikir, perayaan Natal hari-hari ini sama seperti mengikuti Piala Dunia, membeli merchandise-nya, ikutan acara nonton bareng, akan tetapi tidak tahu siapa yang menang. Dimanakah Sang Mesias yang seharusnya dibicarakan itu?

Saya ingin mengajak anda untuk merenungkan sejenak. Apa sih sebenarnya Natal itu? Siapakah Sang Mesias buat anda? Apa yang seharusnya anda bicarakan mengenai Dia? 

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Yohanes 3:16-17 (TB) 

Kedatangan Yesus Kristus Sang Mesias terlalu kecil apabila hanya dihubungkan dengan suatu perayaan yang dikemas setiap Desember dan menjadi drama anak Sekolah Minggu. Kehadiran Yesus merupakan suatu bukti dari Kasih Allah kepada umat manusia untuk menebus umat manusia. Betapa ironisnya khususnya bagi umat percaya menurunkan itu menjadi suatu atmosfir belaka! Yesus Sang Mesias berarti Sang Juruselamat yang datang untuk menyelamatkan anda, saya dan seluruh orang di dunia. Biarlah pada momen Natal kali ini nama Yesus Sang Mesias yang dikumandangkan, bukan cuma sekedar euforia dan cerita, Amin!



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

10,000 Reasons (Kebanyakan Alasan)

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 28 Desember 2021


“… For all Your goodness I will keep on singing
Ten thousand reasons for my heart to find
Bless the Lord oh my soul …”

Saya yakin anda pasti familiar dengan cuplikan lirik lagu diatas. Lagu tersebut berjudul “10,000 Reasons” yang ditulis dan dinyanyikan oleh Matt Redman. Lagu ini mengingatkan kita bahwa mulai dari matahari terbit sampai terbenam, dalam suka atau duka, bahkan sampai nafas terakhir pun masih ada terlalu banyak alasan untuk memuji Tuhan. 

Memang lagu tersebut sering sekali saya nyanyikan. Akan tetapi pada perenungan hari ini saya ingin curhat kepada anda. Jujur, bahkan dalam hidup saya sendiri sebenarnya justru hal yang sebaliknya sering terjadi, dimana saya menciptakan sepuluh ribu alasan untuk tidak datang kepada Tuhan.

Kira – kira begini alasan yang saya sering gunakan sehari-hari:

  • Hari Senin uda lembur? Gausa doa dulu deh malam ini
  • Hari Selasa sampai Jumat bangun kesiangan karena tidur kemaleman? Gausa saat teduh dulu pagi ini
  • Hari Jumat selesai kerja kemaleman karena mulai ngantor kesiangan? Gausa komsel dulu deh
  • Hari Sabtu keenakan keluyuran dan nonton sampai malem? Santai kan besok masih Minggu.
  • Hari Minggu mau cari bakmi untuk sarapan? Skip ibadah dulu deh, lagian bisa online nanti siang.
  • Waktu pulang kerumah internet lemot? Lain kali aja ibadah onlinenya. Renungan sendiri aja malem ini. 
  • Eh keasikan nonton film seri sampai malem? Langsung tidur deh besok harus bangun pagi kerja

Saya bisa lanjut terus sampai sepuluh ribu poin. Intinya mulai dari hal yang kesannya masuk akal sampai hal yang paling sepele bisa dipakai untuk jadi alasan tidak datang kepada Tuhan. 

Mulai dari hal yang kesannya masuk akal sampai hal yang paling sepele bisa dipakai untuk jadi alasan tidak datang kepada Tuhan. 

Jangan Kebanyakan Alasan
Apabila anda melihat di kitab Daniel 6, tertulis bahwa ketika itu ada banyak pejabat tinggi ingin mencari cara untuk menjatuhkan Daniel yang sangat bersinar terang pada zamannya. Sampai akhirnya mereka menemukan ada satu celah pada Daniel yaitu dia terlalu taat akan Tuhan Allah. Mereka pun meyakinkan raja Darius untuk membuat aturan apabila ditemukan ada orang yang menyembah selain daripada sang raja maka dia harus dilempar ke gua singa.

Lantas bagaimana respon Daniel ketika mendengar akan hal itu? Coba perhatikan ayat berikut:

Ketika Daniel mendengar tentang hal itu, pulanglah ia ke rumahnya. Kamarnya yang di tingkat atas mempunyai jendela-jendela yang menghadap ke arah Yerusalem. Dan seperti biasanya, ia berdoa kepada Allahnya dan memuji-Nya tiga kali sehari dengan berlutut di depan jendela-jendela yang terbuka itu

Daniel 6:10 [BIS]

Saya mau mengakhiri tulisan ini dengan mengajak anda merenungkan logika berpikir Daniel:

Daniel baru saja diberitahu kalau dia berdoa kepada Tuhan, maka dia bisa dilempar ke gua singa. Mendengar hal itu maka Daniel berdoa dan memuji Tuhan.

Jadi alasan apa yang anda dan saya akan pakai hari ini untuk tidak bisa datang kepada Tuhan? Yuk jangan kebanyakan alasan.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Kekristenan On Demand

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 26 Desember 2021


“Bosen nih, lagi ada film bagus apa ya?” Anda pun menyalakan TV, membuka aplikasi streaming film dan memilih dari seluruh pilihan yang ada.
“Ini kurang bagus, yang itu uda pernah nonton, kalau yang kayak gitu lagi ga mood nontonnya”

Familiar dengan situasi diatas? Saya yakin di zaman serba on demand ini, inilah yang kita lakukan baik dalam memilih tontonan, musik yang anda dengar, games yang anda mainkan, dan bahkan sampai makanan yang anda pilih untuk diantar ke rumah. Tidak terbayang rasanya kalau kita harus balik lagi dimana ketika menonton TV anda hanya dapat melihat apa yang disodorkan oleh stasiun TV. 

Teknologi yang ditawarkan ini tentunya tidak salah karena membuat berbagai aspek kehidupan kita menjadi sangat nyaman dan mudah. Akan tetapi pernahkah anda renungkan kalau secara tidak sadar kita pun memperlakukan kehidupan kekristenan seperti layaknya layanan on demand? Kalau khotbahnya tidak cocok dengan mood atau situasi anda, tinggal ganti saja. Kalau ayatnya terlalu keras, pindah ke topik renungan lain. Kalau tidak disapa di gereja berarti tinggal pindah. Kalau lagunya tidak cocok, tinggal pindah ke tempat sebelah. Atau jangan-jangan ada juga yang mix and match ibadah dimana pujian di gereja tertentu, mendengarkan Firman di gereja lain, komsel di tempat lain lagi, dan persembahan ke tempat berbeda (kalau masih ingat persembahan).

Jangan-jangan ada juga yang mix and match ibadah dimana pujian di gereja tertentu, mendengarkan Firman di gereja lain, komsel di tempat lain lagi, dan persembahan ke tempat berbeda (kalau masih ingat persembahan)

Tidak ada yang salah dengan menggunakan teknologi untuk mencari “makanan”. Akan tetapi yang salah adalah apabila kita menggunakan mindset ini untuk mengambil apa yang nyaman saja buat kita. Yang tidak enak ya tidak usah dinikmati.

Lucunya Alkitab tidak pernah mencatat bahwa kehidupan kekristenan itu penuh dengan kenyamanan. Justru sebaliknya, bertumbuh dalam Kristus itu merupakan proses yang seringkali tidak mengenakkan. Coba perhatikan beberapa ayat berikut: 

  1. Firman seperti pedang bermata dua yang menusuk (Ibrani 4:12)
  2. Firman bermanfaat untuk mengajar dan memperbaiki kelakuan (2 Timotius 3:16)
  3. Ada teguran dan bimbingan (Galatia 6:1)
  4. Ada pendisiplinan dan ketaatan dalam hubungan komunitas (Efesus 6:1-9)
  5. Jemaat pertama hidup dengan saling berbagi apa yang dimiliki (Kisah Para Rasul 2:41-47)

Bukan untuk menakuti anda jadi, akan tetapi intinya adalah dibutuhkan proses yang tidak nyaman untuk bertumbuh. Meskipun demikian ujungnya sangat bernilai yakni keserupaan dengan Kristus. Ingat Dialah yang memilih kita dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu justru Dia yang tahu apa yang kita butuhkan. Segala ajaran, proses, ibadah dan apapun juga yang terkandung dalam kehidupan kekristenan anda merupakan satu bagian utuh yang tidak dapat dipisahkan. Apa yang tidak nyaman buat anda justru bisa jadi berguna untuk anda.

Apa yang tidak nyaman buat anda justru bisa jadi berguna untuk anda.

Ingatlah bahwa Kristus bukan layanan on demand.Cobalah renungkan bagaimana anda memperlakukan kehidupan kekristenan anda hari-hari ini? Saya berdoa supaya tulisan ini menjadi perenungan kita semua dan menjadi pengingat apabila kita sudah mulai meleset. Dia adalah Bapa yang baik dan Dia tahu apa yang terbaik bagi kita, meskipun terkadang tidak nyaman. Pada akhirnya ingatlah bahwa Kristus bukan layanan on demand.

Kristus bukan layanan on demand.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Tanpa Sumber Terang Anda Tidak Dapat Bersinar

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 24 Desember 2021


Tanpa matahari, bulan tidak akan bersinar di malam hari
Tanpa sumber api, lilin tidak dapat menyala
Tanpa sumber listrik, lampu tidak dapat menyinari ruangan

Analogi ini diatas memang terdengar sederhana tetapi sebenarnya seringkali kita lupakan. Benar bahwa ketika Yesus berbicara mengenai terang dunia, Dia sedang berkata kepada kita semua. Akan tetapi perlu kita ingat bahwa “bohlam” anda itu tidak berarti kalau tidak ada listriknya.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: ”Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Yohanes 8:12

Yesus Kristus adalah terang dunia dan Dia sendiri berkata bahwa anda juga adalah terang dunia. Hal ini berarti terang yang anda miliki itu berasal dari Dia yang berada di dalam anda. Kedatangan Yesus ke bumi adalah bukti bahwa Sumber Terang itu sudah datang untuk membuat diri kita semua bersinar. 

Tanpa terhubung kepada sumber tersebut anda tidak dapat bersinar.

Ketika anda terhubung kepada-Nya, anda seperti suatu bohlam yang terhubung kepada sumber listrik. Pertanyaannya adalah apakah hidup anda saat ini sudah terhubung ke sumber itu? Ingat tanpa terhubung kepada sumber tersebut anda tidak dapat bersinar.

Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yohanes 1:4-5


Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Terang itu Menyinari, Bukan Disinari

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 22 Desember 2021


Pernahkah anda kebingungan untuk mencari lilin ketika rumah anda mati listrik? 

Ketika saya kecil, apabila terjadi mati listrik biasanya orang tua saya akan segera bergegas untuk mencari lilin untuk diletakkan di beberapa ruangan. Akan tetapi karena jarang digunakan, terkadang kita lupa dimana meletakkan lilin tersebut. Hasilnya paniklah seisi rumah dan semua langsung sibuk mencari lilin tersebut dengan senter. Itupun kalau senternya kita ingat diletakkan dimana.

Tahukah anda bahwa seringkali analogi diatas mencerminkan kehidupan kita sebagai orang percaya? Tentunya kita semua tahu bahwa kita diberikan status sebagai anak terang dan terang itu ada di dalam kita. Hal itu berarti kita semua mempunyai potensi untuk menjadi sumber cahaya di tengah kegelapan.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Matius 5:14-15

Ironisnya seringkali di situasi yang gelap kita sibuk mencari lilin tersebut dengan menyinarinya dengan senter, padahal kita lupa bahwa lilin itu sudah berada didalam kita. Tidak heran mispersepsi akan terang ini membuat paradigma bahwa menjadi terang itu berarti harus ada spotlight yang diarahkan ke kita. Pada akhirnya kita lakukan segala hal agar dilihat orang, karena kalau berhasil maka kita artinya menjadi terang.

Mispersepsi akan terang ini membuat paradigma bahwa menjadi terang itu berarti harus ada spotlight yang diarahkan ke kita.

Tunggu dulu, semua ini tidak berbicara bahwa orang Kristen tidak boleh menjadi terkenal. Tentunya sangatlah baik apabila anda menjadi terang ketika berada di posisi atas. Akan tetapi bukan berarti juga anda tidak bisa bersinar ketika berada di posisi bawah. Hal ini karena terang itu bukan berasal dari kemampuan anda, status anda dan terlebih lagi bukan dari sorotan orang lain. Anda bercahaya karena Kristus yang bersinar di dalam diri anda.

Terang itu bukan berasal dari kemampuan anda, status anda dan terlebih lagi bukan dari sorotan orang lain

Pada hari ini coba renungkan bagaimana dengan posisi anda saat ini? Apakah anda sedang bersinar atau justru sedang menunggu untuk disinari? Ingat anda adalah terang dunia. Hal itu berarti anda tidak perlu mencari terang karena itu sudah berada di dalam anda. Justru seharusnya anda dan saya seharusnya bersinar terang dan menyinari kegelapan tersebut, bukan sebaliknya. Pada akhirnya kalau lilin itu masih harus disinari senter, maka artinya lilin itu tidak menyala.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Embrace Your Weakness

ditulis oleh Richelle Kwok, 30 Mei 2021


Seorang pembicara pernah berkata dalam acara gereja bahwa dirinya sedang berdiri dihadapan orang-orang hebat. Hal yang pertama kali muncul di kepala saya ketika duduk mendengarkan adalah “Saya? Orang hebat? Tidak salah?”. Apakah kalian pernah merasakan penyesalan atau perasaan bersalah ketika melakukan sebuah kesalahan sehingga pada akhirnya cenderung berkata-kata negatif kepada diri sendiri? Ketika menolong orang lain lalu ada perasaan tidak pernah cukup sehingga akhirnya merasa bersalah? Merasa cemas saat berada dilingkungan yang besar dan cemas akan perspektif orang terhadap diri kita? Pernah gagal sehingga membentuk diri untuk mempunyai paradigma pasti akan gagal lagi padahal mungkin belum memulainya? Inilah perasaan-perasaan yang saya rasakan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman di masa lalu yang kita pelajari sehingga membentuk bagaimana perspektif kita atau cara kita melabel diri sendiri, bertindak dan merasakan. 

Di artikel sebelum ini saya bercerita tentang mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti kita (Diubahkan Saat Berdoa Untuk Mereka Berubah), namun Tuhan ingatkan untuk saya dapat mengampuni dan berdamai dengan diri saya sendiri juga. Tidak pernah saya sangka pada akhirnya saya menaruh nama saya di list orang-orang yang perlu saya doakan. Saya sadar bahwa perasaan-perasaan negatif ini merupakan kelemahan terbesar saya yang selalu saya hadapi setiap harinya. Namun, Tuhan biarkan saya belajar banyak hal ketika belajar mengampuni diri sendiri dan berdoa ketika perasaan-perasaan itu kembali muncul.

Take It All in Prayer
Judul ini merupakan lagu lama yang ditulis oleh Joseph Scriven yang diliriknya tertulis “Can we find a friend so faithful. Who will all our sorrows share? Jesus knows our every weakness. Take it to the Lord in prayer”. Tahukah bahwa kelemahan ini bisa menjadi kekuatanmu ketika kita mau menyerahkannya ke Tuhan? Siapa sangka ketakutan yang besar untuk berada di sosial membuatku menulis dan memberkati orang lain dengan cara ini? Tuhan tidak pernah menciptakan anakNya yang serupa dan segambar denganNya untuk merasa minder, merasa kurang, ataupun rendah diri. Melainkan punya kepercayaan bahwa segala sesuatunya dapat kita lakukan bersama Tuhan yang memberikan kekuatan (Filipi 4:13). Saat ini saya bersyukur atas semua perasaan negatif yang pernah muncul, karena hal tersebut membuat saya belajar untuk lebih lagi rendah hati dan mengerti bahwa apa yang dimiliki dan telah dicapai sekarang bukan semata karena usahamu melainkan campur tangan Tuhan. 

Dia adalah pribadi yang mengerti setiap keburukanmu dan tetap memilih untuk bilang bahwa kita ini wonderfully and fearfully made

Percayalah, ketika kamu punya kelemahan, tidak semua orang bisa menerima, bahkan keluargamu sekalipun mungkin tidak pernah menjamin mereka bisa menerima sebagaimana kamu apa adanya. Mungkin akan ada orang lain yang memberikan label, menertawakan, atau memandang rendah atas keterbatasan yang kamu miliki, atau bahkan mungkin dirimu sendirilah yang melakukan demikian. Tetapi percayalah, ada satu pribadi yang tidak akan pernah melakukan itu, namanya Yesus. KasihNya tidak akan pernah berkurang kepadamu dalam kondisi apapun. Dia adalah pribadi yang mengerti setiap keburukanmu dan tetap memilih untuk bilang bahwa kita ini wonderfully and fearfully made (Mazmur 139:14). 

For When I am Weak, Then I Am Strong (2 Korintus 12:9-10)
Sekarang saya mengerti bahwa memang kita punya keterbatasan dan kelemahan, tetapi tujuan Tuhan menaruh hal ini didalam kita adalah supaya kita rendah hati bukan rendah diri. Kalau kita tidak punya kelemahan kita pasti akan sombong, bahkan untuk mengakui bahwa diri ini lemah saja terkadang sulit karena pride kita. Tetapi hanya dengan kita menjadi kecil barulah kuasa Tuhan besar.

Memang kita punya keterbatasan dan kelemahan, tetapi tujuan Tuhan menaruh hal ini didalam kita adalah supaya kita rendah hati bukan rendah diri

Satu hal yang selalu saya rasakan ketika menceritakan tentang pengalaman pribadi saya di masa lalu, baik di artikel ataupun secara langsung di komsel-komsel adalah “Apakah orang lain akan berpikir saya aneh/seram/orang jahat?” “apakah orang lain akan menilai saya adalah seorang yang gagal ketika menceritakan tentang kegagalan?”. Dulu saya seringkali bisa berhari-hari memikirkan tentang apa kata orang, rasa deg-deg an yang berhari-hari ketika bercerita tentang kegagalan, kisah masa lalu atau tentang kelemahan sendiri terutama di article karena semua orang dapat mengakses. Tetapi sekarang, saya bersyukur karena perasaan tersebutlah yang membuat saya belajar rendah hati karena mengingat semua pencapaian dalam perubahan diri atau karir dan lainnya bukan karena diri saya melainkan karena Tuhan seorang. “God has a tendency of picking up a nobody, to become a somebody, in front of everybody, without asking nobody.” (@ryanlestrange). Tetapi ingat, untuk menjadi “somebody” ada kalanya kita perlu menjadi “nobody”. 



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Gratis Bukan Berarti Murahan

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 4 April 2021


Coba tebak berapa harga tas wanita termahal di dunia? 10 juta? 100 juta?

Percaya gak kalau harga tas termahal itu adalah sekitar 4 juta dolar atau dalam rupiah sekitar 58 miliar? Saya sih gak habis pikir siapa yang mau beli dan pakai tas itu. Lucunya adalah menurut saya tas ini tidak ada bagus-bagusnya. Bahkan kalau saya diberikan tas ini tanpa diberi tahu harganya, saya mungkin akan berpikir kalau ini barang norak yang mungkin dijual di pasaran. Bisa jadi saya berikan ini ke orang tua saya dan bisa jadi juga dipakai jalan ke pasar untuk membeli sayur dan ikan. Gak masalah donk? Bukannya gratis?

Memang Keselamatan itu Diberikan Gratis …
Kalau dipikir-dipikir keselamatan dan kasih karunia yang diberikan kepada kita pun mirip seperti ilustrasi diatas. Tentunya kita semua tahu cerita mengenai kematian dan kebangkitan Yesus. Ketika Yesus mati di kayu salib dan berkata “Sudah selesai”, hal itu berarti dosa manusia sudah ditebus lunas tanpa pengecualian. Seketika pula ketika anda mengakui Yesus sebagai Juruselamat anda kan dinyatakan benar.

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar …

1 Korintus 6:20a

Hal yang luar biasanya lagi, karena begitu besar kasih Allah akan seluruh manusia yang berdosa, Dia berikan semua itu gratis. Semua orang dapat tergabung untuk mendapatkan kasih karunia “gratis” itu seburuk apapun kelakuan orang tersebut. Semua sudah dibayar lunas dan tidak ada perbuatan anda yang berkontribusi menambah atau mengurangi keselamatan tersebut.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Efesus 2:8-9

… Akan Tetapi Gratis Bukan Berarti Murahan
Mengapa pada ilustrasi sebelumnya saya dengan mudahnya bisa memakai tas tersebut ke pasar? Bukan karena saya hidup kayak “sultan”, tetapi karena saya tidak tahu harganya semahal itu. Untuk orang yang mengerti nilai dari barang tersebut mungkin akan menghina saya karena saya gak pantas dapat barang itu. 

Sama seperti itu, meskipun keselamatan itu gratis diberikan untuk anda, bukan berarti harganya murahan. Justru sebaliknya karena sangat mahal harganya, tidak ada yang mampu membayar dan oleh karena itu Tuhan sendiri yang menebus lunas semuanya untuk anda. 

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

1 Petrus 1:18-20

Ironisnya kita seringkali lupa atau bahkan tidak kenal akan nilainya. Kita pun menghidupi keselamatan yang diberikan selayaknya itu barang murahan. Bayangkan ada Allah pencipta alam semesta yang mau memusingkan hidup kita semua sampai Dia rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal. Semuanya cuma untuk kita.

Betapa berharganya kasih karunia yang diberikan kepada kita! Hal ini berarti betapa berharganya hidup anda dan saya di mata Bapa. Seharusnya kita tidak layak untuk mendapatkan itu, tetapi Dia tetap mau memberikan Keselamatan itu. Semua cuma karena Dia sangat mengasihi kita semua.

Meskipun keselamatan itu gratis diberikan untuk anda, bukan berarti harganya murahan

Jadi coba renungkan, apakah anda sudah memperlakukan keselamatan yang “gratis” itu sesuai dengan nilai sebenarnya? Atau justru anda bawa barang berharga itu sama seperti membawa tas mahal ke pasar? Ingat anda boleh dapat barang itu gratis, akan tetapi bukan berarti barang itu murahan.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Satu-Satunya Asuransi Keselamatan

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 2 April 2021


“Bro, ada waktu buat ngobrol? Gua mau ada survey nih”

“Duh pasti mau jualan asuransi kan lu, gausa basa - basi deh. Lagipula gua udah punya asuransi.”

“Eh tunggu dulu, yang mau gua tawarin lain daripada yang lain.”

“Emang produk apaan sih? Semua sama aja lah.”

“Oh tentunya beda donk. Soalnya yang mau gua tawarin benefitnya dikasih di depan”

“Ah mana mungkin, emangnya produk apaan bisa begitu?”

“Eh beneran bro, manfaat utama pertanggungannya muncul di depan langsung begitu lu tergabung. Tapi gak cuma itu, lu juga bakal dapet begitu banyak hal baik lain sampe seumur hiduplu!”

“Ini produk bohong lah pasti, lagian mau bayar berapa produk kayak gitu.”

“Nah karena emang gak ada yang mampu bayar, makanya si owner uda bayarin premi lunas! Trus siapapun juga bisa join. Mau lu muda, tua, penyakitan, sehat, kaya, miskin, pokoknya semua boleh ikutan dan semuanya dapat bagian yang sama!”

“Mana ada orang sebaik itu. Emang sebenernya ini produk apaan?”

“Oh simpel bro, ini namanya produk asuransi KESELAMATAN!”


Satu – Satunya Jalan
Percakapan diatas merupakan sebuah perumpamaan apabila kita menggambarkan keselamatan sebagai sebuah produk asuransi. Di tengah begitu banyaknya bentuk asuransi dengan berbagai manfaat, tidak ada satupun asuransi yang memberikan jaminan keselamatan. 

Ingat kata kuncinya disini adalah jaminan dan itu pun sudah diberikan kepada anda. Semua bentuk kepercayaan boleh menjanjikan surga di masa depan, akan tetapi hanya Yesus sendiri yang berani menjamin dan bahkan sudah memberikan surga itu sendiri. Itu semua datang dari inisiatif Allah oleh karena kasih-Nya yang begitu besar kepada umat manusia. 

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Yohanes 14:5

Hanya melalui Yesuslah satu-satunya jalan keselamatan. Semua itu sudah diberikan di depan di kayu salib. Kematian dan kebangkitan-Nya menghapuskan dosa anda dan membuat anda dapat kembali terhubung dengan Allah Bapa. Tidak ada bagian dari campur tangan anda yang dapat menambahkan atau mengurangi keselamatan itu. 

Menerima Yesus Sebagai Juruselamat

“Jadi gimana? Apakah lu mau join dalam Keselamatan ini?”

“Gua mau banget tapi gua gak yakin nih kalau apply bisa lolos nih. Kan lu tau hidup gua rusak gini”

“Untuk daftar gak pake ribet dan semua itu gak diliat. Semua orang diajak untuk ikut, serusak apapun hidupnya. Yang diperluin itu cuma lu untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat dalam hiduplu. Ini bukan cuma ikut-ikutan biar ga FOMO ya. Ini harus keputusan dari dalem hatilu."

“Ok bro, how do I sign up?

Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menerima Yesus sebagai Juruselamat dalam hidup anda? Ajakan ini ditawarkan kepada semua manusia tanpa terkecuali. Dia tidak memandang usia, umur, masa lalu atau keadaan anda. Semua boleh menikmati bagian dari Keselamatan itu secara penuh. Ingat hanya melalui Dialah satu-satunya jalan menuju Keselamatan.

So, how to sign up? Jika sama seperti percakapan diatas anda memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Juruselamat, saya ingin mengajak anda untuk berdoa bersama seperti berikut:

“Tuhan Yesus, pada hari ini kudatang kepadaMu untuk meminta ampun atas semua dosaku. Kupercaya bahwa Engkaulah Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia dan dengan iman aku terima Engkau sebagai Juruselamat dalam hidupku. Terima kasih Tuhan karena Engkau sudah menerimaku. Ajar aku Tuhan untuk dapat menghidupi keselamatan yang telah Kau beri. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin!”



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Terang dan Pamer itu Beda Tipis

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 29 Maret 2021


Puji Tuhan cuan saya sekarang ratusan juta per bulan

Kalau anda perhatikan, belakangan ini di sosial media ada begitu banyak orang yang menunjukkan seberapa sukses penghasilannya. Baik itu orang percaya atau tidak, kata “cuan” pun belakangan menjadi pendamping populer dari kata “Puji Tuhan”. Boleh donk bilang begitu, kan katanya anak Tuhan harus jadi terang?

Pada hari ini saya ingin mengajak anda untuk merenungkan kembali, sebenarnya apa sih tujuan dari kita menunjukkan terang?  Mari perhatikan Firman Tuhan berikut:

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Matius 5:16

Sebagai orang percaya tentunya kita pun harus menunjukkan kualitas Allah dengan menjadi excellent dimanapun kita berada. Yesus pun berkata jelas bahwa terang itu harus ditunjukkan dan bukan disembunyikan. Akan tetapi jangan berhenti disitu saja karena ada kelanjutannya. Firman Tuhan berkata bahwa menjadi terang pun ternyata bertujuan, yakni untuk memuliakan Bapa.

Kalau kita kembali pada kalimat pertama artikel ini. Coba apa yang menurut anda menjadi fokus bagi orang lain ketika mendengar kalimat tersebut, Tuhan atau ratusan jutanya?  Tunggu dulu, saya tidak bermaksud untuk sirik. Bukan berarti orang percaya tidak boleh mendapat “cuan”, karena bisa jadi orang pun jadi penasaran dengan keberhasilan anda dan disitulah tempat anda bersaksi. Kita pun seharusnya bersyukur apabila hal ini terjadi karena Tuhan bisa memakai situasi apapun untuk membuat orang berbalik kepadanya.

Akan tetapi, yang mengkhawatirkan adalah apabila orang percaya mengatasnamakan “Terang” padahal sebenarnya sedang memamerkan keberhasilan diri sendiri. Terlebih lagi di era sosial media dimana begitu besar budaya membandingkan yang membuat begitu banyak orang terjatuh dan depresi. Jangan sampai kita membawa nama Tuhan padahal sedang menjadi batu sandungan untuk orang lain.

Ingat ada garis yang tipis antara pamer dan menjadi terang. Perbedaannya adalah siapa yang ada di depan, Tuhan atau kita?

Bukan berarti orang percaya tidak boleh posting di sosial media. Bukan berarti juga membuat anda tidak perlu bersaksi karena takut jadi batu sandungan. Bukan berarti juga anda tidak perlu menjadi berhasil dalam hidup. Ingat menjadi terang tidak terbatas pada status atau harus “cuan” dulu.

Pada akhirnya semuanya kembali lagi ke motivasi hati. Apakah tujuan yang dikejar adalah supaya orang mengagumi keberhasilan anda atau untuk memuliakan Tuhan? Dalam kondisi ekstrimnya adalah apakah anda mau apabila nama anda tidak dikenal orang meskipun hasil karya dan pekerjaan anda membawa mereka kembali kepada Tuhan?

Pada hari ini coba renungkan sejenak dan minta kepada Tuhan untuk menunjukkan apakah hidup anda sudah menjadi terang yang sesungguhnya? Ingat ada garis yang tipis antara pamer dan menjadi terang. Perbedaannya adalah siapa yang ada di depan, Tuhan atau kita? Jangan sampai yang menjadi penghalang terang itu adalah diri kita sendiri.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Jangan Sembunyikan Terangmu

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 28 Maret 2021


This little light of mine, I’m gonna let it shine
Let it shine, let it shine, let it shine

Lagu diatas tersebut merupakan lagu yang seringkali dinyanyikan di sekolah minggu. Liriknya memang sangat sederhana, akan tetapi kalau kita pikirkan kembali artinya sangat dalam. Ketika kita berbicara mengenai terang, mari kita kembali kepada Firman Tuhan:

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Matius 5:14

Ironisnya seringkali kita menyembunyikan terang tersebut dengan berbagai macam alasan. Dunia akan dengan berbagai cara akan membuat anda menyembunyikan terang tersebut. Strategi untuk mengubah paradigma anda terhadap terang pun hanya dengan memutar balikkan kebenaran. Mulai dari mengubah paradigma kasih Bapa di dalam keluarga, perspektif terhadap uang dan kekayaan, memutar balikkan fakta akan penciptaan dan masih banyak lagi. 

Singkatnya semua tipu muslihat itu digunakan untuk membuat anda merasa bahwa terang itu sudah tidak lagi bercahaya karena dunia yang sudah terlalu gelap. Hal ini karena si jahat tahu bahwa ketika bahwa sekecil apapun terang tersebut, kegelapan tidak dapat berdaya.

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Yohanes 1:5

Jadi mari kita renungkan, apakah anda sedang menyembunyikan terang anda? Ketika memutuskan untuk mengikut Yesus, terang itu berarti menjadi di dalam anda. Hal ini karena Yesus itu merupakan terang itu sendiri. 

Pada akhirnya saya ingin mengajak anda merenungkan bait kedua dari lagu yang kita simak di awal tulisan ini:

Jesus is the light, I’m gonna let Him shine
Let Him shine, let Him shine, let Him shine

Ingat terang itu ada untuk ditempatkan di tempat gelap. Oleh karena itu jangan sembunyikan terangmu. Biarkan terang Kristus bersinar dari hidup anda.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Panggilan Tanpa Peduli Status

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 31 Januari 2021


Kamu adalah terang dunia…

Matius 5:14a

Coba renungkan sejenak apa respon anda ketika mendengar perkataan Yesus berikut? Mendengar ini banyak yang berkata “Amin!”. Akan tetapi apabila ditanya kesiapannya, berapa banyak yang selanjutnya berkata, “Oh kayaknya saya belum siap”, “Saya lagi mau fokus sama personal dulu nih”, atau mungkin ada juga yang berkata, “Tapi saya kan sekarang belum jadi apa-apa”.  Seakan-akan menjadi terang itu hanya bisa dicapai apabila anda mencapai status tertentu. 

Tidak heran ada lelucon di kalangan gereja, “Tuhan ini aku, pakailah dia!” Lelucon ini seringkali kita dengar sebagai sindiran kepada orang percaya. Akan tetapi kalau dipikir memang seringkali ini merefleksikan respon kita terhadap Yesus. 

Jadi Terang Tidak Harus Punya Status Dulu
Ketika Yesus berkata bahwa kita adalah terang dunia, itu bukanlah panggilan untuk sejumlah orang tertentu saja. Dengan jelas dia berkata “kamu” yang berarti anda dan saya semua tanpa ada pengecualian. Ya, benar Yesus sangat serius ketika berkata bahwa anda terang dunia yang bersinar. Dia tidak melihat apakah anda sudah punya kedudukan yang tinggi di perusahaan atau seberapa banyak uang anda.

Ketika Yesus berkata bahwa kita adalah terang dunia, itu bukanlah panggilan untuk sejumlah orang tertentu saja

Tuhan tidak pernah melihat status seseorang untuk melakukan karya besarnya. Sebagai contoh apabila anda membaca cerita Yusuf, terang itu tetap bersinar mulai dari dia menjadi budak, berada di penjara, hingga menjadi orang nomor dua di Mesir.

Menjadi terang bukan berarti anda harus meninggalkan pekerjaan anda dan menjadi full timer di gereja. Anda bisa menjadi terang dimanapun dan kapanpun. Semua orang dipanggil untuk menjadi terang dan yang dibutuhkan adalah respon anda. 

Saat ini coba renungkan kembali, siapkah anda menjadi terang itu? Dia tidak melihat segala kekurangan anda, melainkan justru Dia ingin menunjukkan bahwa dalam kekurangan anda justru terangnya semakin bersinar. Apapun kondisi anda saat ini, Dia tetap memanggil dan memerintahkan anda untuk menjadi terang. Jadi bagaimana respon anda?



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Tuhan Gembalaku

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 23 Januari 2021


Mazmur 23
23:1 TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 
23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 
23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Berapa banyak dari anda yang hafal akan pasal ini? Mazmur 23 ini mungkin merupakan salah satu pasal paling terkenal di dalam Alkitab. Kata-katanya begitu menyejukkan dan tidak heran begitu banyak lagu pujian yang didasari oleh pasal ini. Akan tetapi terkadang karena terlalu sering dinyanyikan dan disebutkan kita jadi lupa untuk merenungkannya. Pada akhirnya bisa-bisa ayat yang begitu luar biasa ini hanya berakhir sebagai mantra saja.

Syarat Utama Mazmur 23
Coba renungkan sejenak, apa sih yang menyebabkan anda menemukan kedamaian ketika membaca semua janji tersebut? Apakah karena janjinya yang begitu indah? Kalau dipikir-pikir sebenarnya terdapat satu benang merah yang dapat menghubungkan semua kalimat tersebut. Semua janji tersebut hanya berlaku apabila ada syarat utama yang terpenuhi, yaitu pengakuan anda terhadap Tuhan bahwa Dialah Gembala dalam hidup anda.

Semua janji tersebut hanya berlaku apabila ada syarat utama yang terpenuhi, yaitu pengakuan anda terhadap Tuhan bahwa Dialah Gembala dalam hidup anda.

Akan tetapi mengakui hal tersebut tidaklah cuma sekedar dimulut saja. Ketika anda mengakui hal Tuhan sebagai gembala, berarti anda memposisikan diri anda sebagai “hewan” yang tidak berdaya dan tidak dapat berbuat apapun. Diluar daripada-Nya anda tidak dapat menemukan tuntunan, kesegaran, peristirahatan, kekuatan dan damai. Hal ini berarti anda juga siap dituntun, dibimbing bahkan didisiplinkan ketika anda serong. Seluruh rasa damai yang anda rasakan setelah membaca ayat ini seharusnya bersumber bukan dari apa yang anda akan dapatkan, melainkan siapa yang akan bersama dengan yakni Sang Gembala Agung itu sendiri.

Melihat Janji-Nya Dari Sudut Pandang Domba
Setelah anda mengakui hal terutama tersebut, maka seharusnya anda menyadari bahwa makan dari setiap kalimat ini begitu dalam. Cobalah baca secara perlahan setiap kata dari pasal ini dan lihatlah dari perspektif anda sebagai domba:

Mazmur 23
23:1 Tuhan adalah Gembalaku. Ketika saya bersama dengan Sang Gembala, saya tidak berkekurangan. Hal ini berarti saya mengakui hanya pada-Nya kebutuhan saya tercukupi dan bukan pada yang lain.

23:2 Hanya bersama Sang Gembalalah terdapat peristirahatan yang sebenarnya. Saya dapat lari mencari sumber yang lain, tetapi tanpa tuntunan-Nya saya tidak akan menemukan air itu.

23:3 Sang Gembala menuntun saya ke jalan yang benar. Hal ini berarti saya siap ditarik kembali ketika jalan saya sudah mulai serong.

23:4 Ketika saya mengatakan tidak takut bahaya, saya mengakui bahwa gada dan tongkat Sang Gembala menunjukkan otoritas dan kuasa. Tidak ada otoritas lain yang dapat membuat pikiran saya menjadi gentar karena ada batu karang yang teguh.

23:5 Sang Gembala menyediakan makanan didepan musuh dan masalah saya. Hal ini berarti saya menyandarkan khawatir saya kepada-Nya. Bahkan saya yakin bahwa saya telah menerima terdapat berkat secara berlimpah-limpah.

23:6 Bahkan ketika saya berjalan dalam bimbingan Sang Gembala, berkat itu mengikuti saya. Hal ini berarti saya tidak mengejar berkat melainkan hanya hadirat-Nya saja yang terutama. Berkat itu merupakan bonus yang sudah pasti saya dapatkan.

Hari ini coba lihat kembali ke dalam hidup anda dan renungkan: Sudahkah anda mengakui Tuhan sebagai Sang Gembala?  Apakah benar respon hidup anda merefleksikan hal tersebut? Jika ya apakah anda sungguh-sungguh percaya akan janji tersebut? Semoga dari perenungan ini membuat anda meresapi dan menikmati semua hal diatas.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Menjadi Solusi Lewat Doamu

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 23 Januari 2021


“Nanti kita bantu dukung dalam doa ya.”

Tentunya kalimat ini sudah sering anda dengar dalam percakapan baik orang percaya ataupun bukan. Akan tetapi berapa banyak dari anda ketika mengatakan hal tersebut benar-benar membawa hal tersebut dalam doa? Seakan-akan kalimat ini sudah menjadi template hanya untuk menjadi penghiburan kepada teman yang kesulitan.

Percayakah anda bahwa ketika anda membawa orang lain dengan sungguh-sungguh dalam doa dapat menggerakkan Tuhan untuk bertindak? Saya ingin mengajak anda untuk melihat suatu kejadian menarik yang tertulis di Kisah Para Rasul 12. Ketika itu umat percaya sedang mengalami begitu banyak tekanan dimana para pemimpin gereja ditangkap dan bahkan terdapat perintah untuk membinasakan. Petrus sebagai salah satu pemimpin pun akhirnya ditangkap dan dipenjarakan. Akan tetapi perhatikanlah bagaimana respon jemaat dalam menghadapi situasi mustahil ini.

Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Kisah Para Rasul 12:5

Alkitab secara jelas mencatat bahwa para jemaat dengan tekun mendoakan Petrus. Hal ini berarti para jemaat dengan sungguh-sungguh memakai waktunya untuk terus meminta pertolongan Tuhan kepada Petrus. Apabila anda melihat kelanjutan ceritanya, terlihat bahwa semua orang kebingungan mulai dari Petrus, penjaga penjara, hingga jemaat yang mendoakannya. Bayangkan saja bagaimana mungkin bisa rantai penjara gugur dan pintunya terbuka begitu saja. Perhatikan bahwa para jemaat tidak dapat melakukan apapun selain berdoa. Akan tetapi doa yang mereka panjatkan dapat membuat hal yang mustahil menjadi kenyataan.

Sama seperti itu, doa yang anda panjatkan untuk orang lain dapat menggerakan hati Tuhan untuk bertindak. Ketika anda memberikan dukungan dalam doa dengan sungguh-sungguh, bisa jadi itu adalah hal terbaik yang anda berikan untuk mereka. Doa anda berkuasa karena Tuhan yang berkuasa. Sebaliknya, ketika anda mengecilkan arti doa hanya sebatas ucapan dukungan, hal itu sama dengan anda juga meragukan kebesaran Tuhan.

Ketika anda memberikan dukungan dalam doa dengan sungguh-sungguh, bisa jadi itu adalah hal terbaik yang anda berikan untuk mereka.


Hari ini ambil waktu sejenak dan coba renungkan siapa orang disekitar anda yang membutuhkan pertolongan Tuhan? Cobalah bawa mereka kedalam doa keseharian anda dan katakan kepada Tuhan apa yang menjadi kerinduan hati anda untuk mereka. Tidak hanya itu saja ambillah juga langkah iman untuk mendoakan mereka secara langsung. Ingat doa anda dapat menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

SuaraMu Nomor Satu

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 21 Januari 2021


Apa yang menjadi doa anda ketika berada dalam tekanan dan tantangan hidup? Pada umumnya kita meminta berkat, kekuatan, perlindungan dan masih banyak hal lainnya. Tentunya hal itu tidak salah dan Tuhan pun senang untuk mendengar doa anda. Akan tetapi pernahkah anda bertanya sebaliknya apa maunnya Tuhan dalam situasi anda?

Mazmur 28 mencatat suatu hal menarik yang diucapkan Daud ditengah situasi yang sedang dihadapi. Perhatikan hal pertama yang Daud minta:

Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur

Mazmur 28:1

Daud tidak terlebih dahulu meminta kemenangan atau perlindungan, meiainkan agar Tuhan jangan berdiam dan berbicara kepadanya. Seakan-akan dia berkata kalau terdapat kemenangan tetapi tidak ada suara Tuhan, itu semua sia-sia. Dia tahu apabila dia tidak mendengar tuntunan Tuhan, hidupnya menjadi berantakan. 

Apa yang anda minta merefleksikan kerinduan sesungguhnya dari hati anda. Dari doa Daud tersebut terlihat bahwa suara Tuhan dalam hidupnya adalah hal terpenting agar dia dapat melewati apa yang sedang dihadapi.

Bagaimana dengan anda? Hari-hari ini apakah anda tahu apa yang Tuhan mau katakan kepada situasi hidup anda? Seringkali kita meminta apa yang kita rasa penting, padahal belum tentu itu yang kita butuhkan. Saat ini coba ambil waktu untuk tanya apa yang Tuhan mau katakan bagi situasi anda. Ingat Suara-Nya harus selalu jadi Nomor Satu.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Diubahkan Saat Berdoa Untuk Mereka Berubah

ditulis oleh Richelle Kwok, 19 Januari 2021


Ketika kita mendoakan orang lain, pada umumnya sangat mudah bagi kita untuk membawa mereka yang kita sayangi. Apalagi ketika kita dalam kondisi baik, semua kata-kata indah pun mudah terucap. Namun, pernah terpikir bagi kalian untuk mendoakan seseorang yang tidak anda sukai? Yesus dengan jelas mengajarkan bahwa tidak hanya harus mendoakan orang yang kita senangi saja, melainkan untuk mereka juga yang bahkan menganiaya kita.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu

Lukas 5:44

Tentunya dalam mempraktekkan doa ini, tentunya semua berpikir bahwa kita harus mendoakan mereka untuk berubah. Akan tetapi sebenarnya apakah benar ini tujuan dari Yesus mengajarkan itu? Pada tulisan ini saya ingin membagikan pelajaran menarik yang saya dapatkan ketika mencoba untuk mendoakan mereka yang tidak saya senangi.

Respon Diri yang Diubah
Suatu waktu saya pernah melewati momen yang sulit untuk mendoakan orang yang pernah melukai saya. Jangankan mendoakannya, mengingat untuk menyebutkan namanya saja, sulit rasanya untuk saya. Yang saya rasakan saat itu adalah sakit hati, kebencian, juga ego dalam diri saya yang enggan untuk mendoakan mereka. Akan tetapi, ditengah ketidaksukaan saya itu, saya pun teringat akan suatu pembelajaran yang saya dapatkan dari seorang pendeta, yakni untuk mendoakan, mengampuni bahkan memberkati orang tersebut. 

Walaupun tersebut terdengar sederhana, namun ternyata kalimat itu begitu sulit untuk keluar dari mulut dan bibir saya, karena seluruh perasaan sakit dan kecewa yang begitu mendominasi hati saya. Tetapi di saat yang sama saya memaksakan diri saya untuk berdoa dengan kalimat yang sederhana. Saya berbicara dalam hati “Tuhan, saya mengasihinya, mengampuninya, dan memberkatinya”. Tidak hanya itu saya pun memutuskan untuk mendoakan mereka yang menyakiti saya di setiap pagi saat saya berangkat kerja.

Doa yang kita panjatkan setiap harinya tidak akan pernah sia-sia. Dari peristiwa ini saya pun jadi mengerti bahwa ada satu hal yang sangat istimewa tentang doa. Doa saya tidak membuat orang tersebut langsung mengalami perubahan, akan tetapi saya pun jadi mengalami doa itu. Sebelum doa itu mengubahkan keadaan yang saya doakan, kuasa Tuhan terlebih dahulu mengubahkan saya lewat doa yang saya panjatkan. 

Sebelum doa itu mengubahkan keadaan yang saya doakan, kuasa Tuhan terlebih dahulu mengubahkan saya lewat doa yang saya panjatkan. 

Ya, perlahan saya pun merasakan bahwa hal pertama yang diubah oleh Tuhan lewat doa tersebut ternyata adalah saya sendiri. Tuhan yang megubahkan hati yang keras menjadi hati yang lembut, Tuhan yang memberikan kekuatan untuk saya dapat mengucapkan doa kepada mereka yang menyakiti saya, dan lebih dari itu Tuhan memberikan kasih dan damai sejahtera di dalam hati saya untuk memberkati mereka dan melepaskan pengampunan untuk mereka yang menyakiti saya. Jujur, saat itu keputusan saya untuk memaksakan diri untuk mendoakan mereka adalah supaya mereka bisa berubah menjadi lebih baik. Namun, siapa yang menyangka bahwa Tuhan terlebih dahulu mengubahkan saya sebelum Tuhan mengubahkan keadaan dan orang lain di sekitar saya. 

Perspektif yang Diubah
Tidak hanya itu saja, saya juga belajar bahwa doa dapat mengubahkan sudut pandang saya dalam melihat situasi dan kondisi orang-orang di sekitar. Saat itu saya sedang mendoakan atasan saya yang suka mencari kesalahan bawahannya meskipun mereka sudah berusaha dan bekerja secara maksimal. Saya pun pernah mengalami dimana saya pernah ditegur di suatu meeting yang membuat saya melewati situasi yang tertekan ketika berada di dekatnya. 

Dalam proses mendoakannya suatu ketika Tuhan membukakan mata saya untuk melihat dari sudut pandang yang sangat berbeda. Hal ini terjadi ketika ketika kantor kami mengadakan Christmas Party. Bayangkan padahal momen itu adalah kesempatan untuk kami bersenang-senang bersama, akan tetapi kehadirannya tetap membuat tekanan. 

Akan tetapi justru dalam situasi itu tiba-tiba saya jadi menyadari satu hal. Saya jadi menyadari bahwa atasan saya mempunyai isu dalam dalam bersosialisasi. Ia memiliki kesulitan untuk memberikan eye contact yang lama pada lawan bicaranya ketika berbicara, juga suka salah tingkah seakan ingin segera mengakhiri pembicaraan tersebut. Hasilnya ia terlihat kurang percaya diri dan terlihat cemas. Setelah saya perhatikan juga, ia juga jarang bersosialisi dengan staff yang lain kalau bukan membahas pekerjaan. Hal-hal ini membuat saya mengerti mengapa ia pernah menegur saya dengan cara penyampaian yang kurang tepat dan menyakiti saya. Akhirnya saya pun saya tidak dapat membenci atasan saya karena mengerti latar belakangnya.

Dalam menghadapi orang yang tidak disenangi, kecenderungan manusia adalah selalu melihat dari sisi yang negatif. Ketika diperhadapkan dengan situasi ini, melalui doa saya jadi belajar untuk selalu melihat bahwa setiap keputusan atau respon dari seseorang ada latar belakang dan ada alasannya. Justru ada perspektif yang berbeda sehingga rasa negatif itu berubah menjadi belas kasih. 

Doa Dapat Membuat Perubahan
Saat ini mungkin ada beberapa orang sekitar yang anda benci. Mungkin anda juga berpikir bahwa mereka tidak layak anda doakan. Akan tetapi saat ini saya ingin menantang anda untuk justru mendoakan dan memperkatakan kasih dalam doa anda tersebut. Seperti Tuhan Yesus yang tetap mendoakan, mengasihi, melepaskan pengampunan dan juga memberkati mereka yang telah menyakiti dan menyalibkan Dia. 

Ketika hati kita berubah, respon dan sudut pandang kita pun jadi berubah.

Melalui pengalaman ini saya jadi benar percaya bahwa doa untuk orang lain yang tidak kita senangi itu memiliki kuasa dan sungguh dapat mengubahkan segala sesuatu. Akan tetapi perubahan itu justru dimulai dari perubahan hati diri kita sendiri. Ketika Yesus mengajarkan hal tersebut, dia bermaksud untuk pertama membentuk hati anda. Ketika hati kita berubah, respon dan sudut pandang kita pun jadi berubah. Hasilnya perlahan dari doa itu anda mencoba untuk mencari hati Tuhan bagi orang tersebut dan itulah yang akan membawa perbedaan bagi situasi anda.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Suatu Penantian yang Aktif

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 17 Januari 2021


Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Mazmur 27:14

Kata “menanti” atau “menunggu” pada umumnya dikonotasikan dengan hal yang negatif. Sebagai contoh berapa banyak dari kita yang excited ketika harus menunggu antrian perpanjangan surat izin mengemudi? Atau mungkin berapa banyak yang suka menunggu lama digantungin seseorang hanya untuk dijawab apakah dia mau jadi pacar anda?  Tidak ada yang suka dengan menunggu karena kita hanya bisa pasif, tidak berdaya, dan terkadang tidak bisa mengharapkan siapapun.

Ironisnya seringkali itulah respon kita ketika sedang menantikan Tuhan, baik itu menunggu akan janji-Nya atau menunggu untuk Dia melakukan sesuatu dalam hidup. Banyak yang bahkan tidak mau berekspektasi karena takut kecewa atau bahkan mungkin sudah kecewa. Kita pun jadi sering memasang posisi pasif dalam menunggu Tuhan, seakan-akan ketika Firman berkata “Nantikanlah Tuhan” itu cuma harapan palsu saja. 

Menanti itu Aktif bukan Pasif
Lalu bagaimana seharusnya kita menantikan Tuhan? Saya baru mengerti akan arti penantian ketika menyaksikan bagaimana istri mengandung selama 9 bulan. Memang hal ini terkesan aneh, akan tetapi saya ingin mengajak anda merenungkan hal ini sebentar.

Dalam masa penantian tersebut, seorang calon ibu pasti akan membangun suatu ekspektasi akan suatu yang sangat indah. Ia akan membangun rencana masa depan seakan-akan anaknya sudah lahir. Semua barang akan dipersiapkan untuk menyambut kedatangan sang buah hati. Ia juga akan berpikir dan memperkatakan hal yang baik terhadap calon anaknya. Bahkan di tengah momen yang sakit pun pasti akan tetap berjuang menunggu karena tahu diujung sana pasti akan sangat worth it. Singkatnya sang calon ibu menunggu dengan aktif dan melihat jauh kedepan karena ada satu pengharapan yang sangat besar.

Ketika anda menantikan Tuhan, iman anda seharusnya membuat anda menjadi aktif untuk melihat kedepan

Seperti itulah gambaran seorang percaya seharusnya menunggu akan Tuhan. Ketika anda menunggu, iman anda seharusnya membuat anda menjadi aktif untuk melihat kedepan. Ada suatu keyakinan yang membuat anda tahu bahwa sepanjang dan sesakit apapun prosesnya, ujungnya pasti akan indah. Proses penantian itu akan menunjukkan seberapa percaya anda kepada Tuhan dan membuat anda menjadi excited untuk melihat karya besar Tuhan.

Pada hari ini saya ingin mengajak anda untuk renungkan hal ini sebentar. Berapa banyak dari anda yang saat ini sedang menanti akan Tuhan? Mungkin anda berpikir kapan Tuhan akan bertindak? Mungkin juga anda sudah nyaris putus harapan. Akan tetapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah mengecewakan anda.  Dia punya rencana yang sangat indah. Bahkan percayalah hasilnya pun bahkan akan jauh lebih dari yang anda harapkan. Oleh karena itu mulailah pasang posisi aktif dalam menunggu, teguhkanlah hati anda dan lihatlah kedepan.

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

Efesus 3:20-21


Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Kalau Ada Tamu Jangan Cuma Sibuk di Dapur

ditulis oleh Marcel Josojuwono, 11 Januari 2021


Apa yang akan anda lakukan, apabila tiba-tiba Bapak Presiden datang blusukan ke rumah toko anda?

Mungkin anda akan langsung pusing memikirkan minuman apa yang harus anda buat, makanan apa yang harus anda hidangkan, apakah toiletnya sudah anda bersihkan, apakah anda memakai baju yang layak, dan seterusnya. Padahal sebenarnya tujuan Presiden blusukan adalah untuk bincang – bincang dan mengetahui langsung pendapat dari anda. Semua yang anda persiapkan itu menjadi tidak penting karena bukan itu yang menjadi tujuan utamanya.

Satu Hal yang Terpenting
Dalam Lukas 10:38-42 anda akan menemukan suatu kisah ketika Yesus sedang bertamu dan dijamu oleh Marta dan Maria. Apabila anda membaca lebih lanjut anda akan menemukan bahwa kedua wanita ini memiliki respon yang berbeda ketika menyambut kedatangan Yesus.

Bagi Marta karena kedatangan tamu penting, dia perlu mempersiapkan begitu banyak hal. Akan tetapi karena terlalu sibuk, dia bahkan lupa untuk menghabiskan waktunya dengan tamunya sendiri.  Di sisi lain, Maria tidak memusingkan hal itu semua dan hanya melakukan satu hal yaitu duduk bersama dengan Tuhan. Selanjutnya perhatikan apa yang Yesus katakan:

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu; Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Lukas 10:41-42 [TB]


Yesus berkata bahwa dari begitu banyak pilihan opsi respon yang dapat dilakukan ternyata hanya ada satu yang paling penting. Maria tidak hanya duduk berbincang dengan Yesus, akan tetapi terlebih dari itu dia bahkan memilih untuk duduk di dekat kaki Yesus. Satu hal yang terpenting tersebut berbicara mengenai kerinduan untuk berada dekat dengan hadirat Yesus. Maria tahu bahwa kedekatan itu jauh lebih berharga dari hal lain.

Ketika Yesus Datang Bertamu
Hal yang sama pun juga relevan dengan hidup ini. Saat ini Yesus sedang mengetuk pintu hati anda untuk bertamu dan mungkin anda sudah membukakan pintu untuk Dia masuk. Akan tetapi itu semua tidak cukup kalau anda melewatkan satu hal yang terpenting yaitu menikmati waktu bersama dengan-Nya. 

Mungkin ada yang sibuk di dapur mempersiapkan makanan sajian terbaik untuk Dia. Ada juga yang mungkin sibuk untuk berbenah dan bersih-bersih karena merasa tidak layak bertemu Dia. Ada yang mungkin masih di ruang kerja karena sibuk dengan segala tuntutan pekerjaan. Atau bahkan lebih parah lagi ada yang tinggal tidur saja. Singkatnya kesibukan dan segala situasi dalam hidup dapat membuat anda lupa akan satu hal yang terpenting yaitu untuk duduk menikmati hadirat Tuhan. 

Hanya satu yang kuminta kepada Tuhan, hanya inilah yang kuingini: diam di Rumah Tuhan seumur hidupku, untuk merasakan kebaikan Tuhan dan mohon bimbingan-Nya.”

Mazmur 27:4 [BIS]


Saat ini coba ambil waktu sejenak untuk stop dari semua kesibukan anda dan duduk di dekat kaki-Nya. Coba sadari betapa berharganya kehadiran-Nya dan itu jauh lebih penting dari hal yang lain. Ingat jangan sampai anda cuma sibuk di dapur kalau ada tamu penting datang ke rumah anda.



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Forgive Them For Me

ditulis oleh Richelle Kwok, 2 Desember 2020



Bertahun-tahun saya sempat menyimpan dendam kepada seseorang yang saya rasa terlalu ingin mengontrol hidup saya. Saya pun menyadari betul sekarang bahwa orang-orang yang punya masalah dengan saya adalah orang” yang mempunyai sifat tersebut. Jadi, jika saya bertemu dengan orang” yang mempunyai sifat seperti itu, kemungkinan besar pasti saya juga tidak akan suka dengan mereka. Tetapi yang Tuhan ajarkan kepada saya adalah membenci sifatnya buruknya tanpa membenci orangnya. Membenci dosa yang dilakukannya bukan membenci orangnya. Tuhan mengajarkan saya untuk rendah hati mau memutuskan untuk mengampuni dan tetap berbuat baik tanpa ada rasa dendam atau jengkel. Orang-orang tersebut tidak perlu tahu bahwa mereka dibenci. Yang perlu mereka ketahui adalah bahwa mereka dikasihi terlepas dari ketidaksempurnaan yang mereka punya. Hal ini juga yang Tuhan terapkan ke kita, tidak peduli dosa apa yang sudah kita lakukan dan masih sering gagal untuk mengampuni. Tetapi, Tuhan tetap mengasihi kita, Ia  tetap ingin dekat dengan kita, memakai kita, mengubah kita, bahkan mau tinggal dalam hati kita.

Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera

Efesus 4:3

Seseorang pernah berkata, jika orang lain menyakiti kita, tandanya mereka mempunyai luka dalam dirinya. Jadi, belum tentu orang itu mempunyai intensi untuk menyakiti kita. Percayalah orang yang menyakitimu pun sedang menghadapi pergumulannya sendiri. Jadi doakan mereka, bukan menghakimi mereka, membenci mereka, atau menyimpan dendam.

2 Korintus 2:5-8 “Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya – supaya jangan aku melebih-lebihkan – hati beberapa orang diantara kamu. Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.”

Satu hal yg penting untuk kita ketahui bahwa tidak mungkin seseorang dapat mengampuni kalau didalam dirinya tidak ada kasih

Satu hal yg penting untuk kita ketahui bahwa tidak mungkin seseorang dapat mengampuni kalau didalam dirinya tidak ada kasih. Jadi sebelum kita mengampuni , hal yang perlu di crosscheck adalah apakah kita punya hati untuk mengasihi sesama. Kalau kita merasa sulit mengasihi sesama, maka kita pasti akan sulit untuk mengasihi sesama yang sudah menyakiti kita. Kasih itu Tuhan sendiri, jadi bisa disimpulkan bahwa seseorang akan sulit mengampuni jika didalam dirinya tidak ada Tuhan. Tuhan yang ada di dalam kamu akan memberikan kekuatan, damai sejahtera dan kuasa untuk dapat mengampuni setiap saat. Saya mengerti betul bahwa proses ini sangat panjang. Tetapi akan banyak hal yang Tuhan ajarkan dibalik proses tersebut. Saya bersyukur selama proses itu Tuhan mengizinkan saya belajar untuk rendah hati, menghormati, berkorban, berempati, mengasihi tanpa batas sebelum saya mengerti betul bagaimana cara mengampuni. 

Memaafkan bukan berarti orang itu tidak akan menyakiti kita lagi, juga tidak menjamin orang tersebut akan berubah. Tetapi damai sejahtera dari Tuhan yang akan menjadi jaminan. Mengampuni walaupun orang itu tidak berubah. Memilih untuk mengampuni walaupun tetap disakiti. Ketika sulit untuk memaafkan seseorang, lakukanlah untuk Tuhan. Sesulit apapun, ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan, Ia pasti akan memampukan kita untuk melewatinya. Bagian kita adalah memutuskan untuk mengampuni, mengucapkan kata-kata positif untuknya, mendoakannya, dan tetap berbuat baik untuknya. Hal ini tidak mudah, saya pun masih belajar setiap harinya. Kata ‘susah’ bukan berarti tidak bisa, apalagi jika semua ini kita lakukan untuk Tuhan.

Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Kolose 3:23



Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Woman on Top

RGC Ladies Talk Episode 5 dengan narasumber Valencia Naomi Subroto
ditulis oleh Putri Eveline, 30 November 2020


Ketika kita membuka mata dan melihat segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, semua terasa begitu sangat cepat. Anak-anak muda khususnya, menjadi sangat produktif dalam mengisi keseharian mereka dengan berbagai macam kegiatan yang bervariasi. Seolah ada satu trend yang menjadi standard bagi setiap dari kita untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, seorang anak muda yang sukses adalah dia yang mampu mencapai posisi tertentu di dalam pekerjaannya atau menjalankan bisnis. Seolah ketika semua orang berjalan ke satu arah yang sama, dan apabila terdapat satu atau dua orang berjalan ke arah yang berbeda, artinya mereka akan tertinggal, bahkan salah.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Roma 8:28


Yakin dan percayalah bahwa ada satu tugas spesifik yang Tuhan taruh di dalam hidup kamu. Dan untuk tugas yang satu itu, Tuhan mau kamu yang melakukannya. Tuhan menciptakan kamu secara khusus dengan segala fitur-fitur yang hadir dalam bentuk kemampuan, talenta, karakter dan pengalaman hidup yang berguna untuk memperlengkapi kamu dalam menjalankan panggilan-Nya.

Tuhan akan membawa kamu ke dalam panggilan-Nya. Jadilah bijak! Karena panggilan kamu dengan panggilan teman-teman kamu yang lainnya berbeda. Ketika apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan panggilan kamu, beranikan dirimu, kuatkan hatimu dan minta pertolongan Tuhan untuk tidak melanjutkan hal-hal tersebut. Mari berdoa dan memohon hikmat dari Tuhan agar kamu betul-betul sadar akan jawaban dari Tuhan tentang tujuan dan panggilan hidupmu. Arahkan pandanganmu kepada Tuhan karena itu yang akan membuat kamu menjadi tetap yakin dan bersukacita dalam menjalankan apa yang menjadi kehendak-Nya.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payamu tidak sia-sia.

1 Korintus 15:58


Ketaatan yang kamu lakukan mendatangkan kuasa. Yakinlah bahwa ketika kamu taat untuk berani melangkah, kamu sedang membangun iman kamu di dalam Tuhan. Kuasa Tuhan akan nyata di dalam hidupmu saat kamu berani melangkah di dalam iman. Mungkin sulit untuk melepaskan apa yang kita sukai dan sayangi untuk taat kepada Tuhan. Seperti Abraham yang menantikan janji Tuhan setelah sekian lama, tentunya ia sangat menyayangi Ishak. Tapi yang Tuhan inginkan adalah Ishak sebagai persembahan. Dia mau satu hal itu, yang kamu sangat sayangi. Coba renungkan sejenak, apakah ada “ishak” yang sangat kamu sayangi di dalam hidup kamu saat ini yang perlu diserahkan dan dipersembahkan kepada Tuhan? Apakah itu pekerjaanmu? Apakah itu pelayananmu? Apakah itu ketenaran dan pengakuan dari lingkungan sekitarmu? Apakah itu hubungan dengan teman-temanmu? Ketika kamu taat kepada Tuhan dengan iman, percayalah bahwa kuasa Tuhan akan nyata di dalam hidup kamu. Tuhan menginginkan ketaatanmu seutuhnya.

Kamu adalah anak raja dari segala raja. Milikilah mental seorang anak raja. Jangan takut dan jangan khawatir, karena Tuhan sanggup dan mampu melakukan segala sesuatu, bahkan yang terlihat mustahil bagi kita. Jangan goyah. Ketika kesuksesan di mata dunia dinilai oleh hal-hal yang sifatnya sementara, kesuksesanmu di mata Tuhan dinilai dari ketaatanmu dalam menjalankan panggilan-Nya di dalam hidup kamu sampai tuntas.


RGC Ladies Talk adalah sebuah komunitas untuk setiap wanita kesayangan Tuhan berkumpul dan saling menguatkan, sehingga mampu menjalankan peranannya menjadi seorang penolong di dalam kehidupan sehari-hari.

Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.