ditulis oleh Marcel Josojuwono, 28 Desember 2021
“… For all Your goodness I will keep on singing
Ten thousand reasons for my heart to find
Bless the Lord oh my soul …”
Saya yakin anda pasti familiar dengan cuplikan lirik lagu diatas. Lagu tersebut berjudul “10,000 Reasons” yang ditulis dan dinyanyikan oleh Matt Redman. Lagu ini mengingatkan kita bahwa mulai dari matahari terbit sampai terbenam, dalam suka atau duka, bahkan sampai nafas terakhir pun masih ada terlalu banyak alasan untuk memuji Tuhan.
Memang lagu tersebut sering sekali saya nyanyikan. Akan tetapi pada perenungan hari ini saya ingin curhat kepada anda. Jujur, bahkan dalam hidup saya sendiri sebenarnya justru hal yang sebaliknya sering terjadi, dimana saya menciptakan sepuluh ribu alasan untuk tidak datang kepada Tuhan.
Kira – kira begini alasan yang saya sering gunakan sehari-hari:
- Hari Senin uda lembur? Gausa doa dulu deh malam ini
- Hari Selasa sampai Jumat bangun kesiangan karena tidur kemaleman? Gausa saat teduh dulu pagi ini
- Hari Jumat selesai kerja kemaleman karena mulai ngantor kesiangan? Gausa komsel dulu deh
- Hari Sabtu keenakan keluyuran dan nonton sampai malem? Santai kan besok masih Minggu.
- Hari Minggu mau cari bakmi untuk sarapan? Skip ibadah dulu deh, lagian bisa online nanti siang.
- Waktu pulang kerumah internet lemot? Lain kali aja ibadah onlinenya. Renungan sendiri aja malem ini.
- Eh keasikan nonton film seri sampai malem? Langsung tidur deh besok harus bangun pagi kerja
Saya bisa lanjut terus sampai sepuluh ribu poin. Intinya mulai dari hal yang kesannya masuk akal sampai hal yang paling sepele bisa dipakai untuk jadi alasan tidak datang kepada Tuhan.
Mulai dari hal yang kesannya masuk akal sampai hal yang paling sepele bisa dipakai untuk jadi alasan tidak datang kepada Tuhan.
Jangan Kebanyakan Alasan
Apabila anda melihat di kitab Daniel 6, tertulis bahwa ketika itu ada banyak pejabat tinggi ingin mencari cara untuk menjatuhkan Daniel yang sangat bersinar terang pada zamannya. Sampai akhirnya mereka menemukan ada satu celah pada Daniel yaitu dia terlalu taat akan Tuhan Allah. Mereka pun meyakinkan raja Darius untuk membuat aturan apabila ditemukan ada orang yang menyembah selain daripada sang raja maka dia harus dilempar ke gua singa.
Lantas bagaimana respon Daniel ketika mendengar akan hal itu? Coba perhatikan ayat berikut:
Ketika Daniel mendengar tentang hal itu, pulanglah ia ke rumahnya. Kamarnya yang di tingkat atas mempunyai jendela-jendela yang menghadap ke arah Yerusalem. Dan seperti biasanya, ia berdoa kepada Allahnya dan memuji-Nya tiga kali sehari dengan berlutut di depan jendela-jendela yang terbuka itu
Daniel 6:10 [BIS]
Saya mau mengakhiri tulisan ini dengan mengajak anda merenungkan logika berpikir Daniel:
Daniel baru saja diberitahu kalau dia berdoa kepada Tuhan, maka dia bisa dilempar ke gua singa. Mendengar hal itu maka Daniel berdoa dan memuji Tuhan.
Jadi alasan apa yang anda dan saya akan pakai hari ini untuk tidak bisa datang kepada Tuhan? Yuk jangan kebanyakan alasan.
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.