ditulis oleh Marcel Josojuwono, 29 Maret 2021
Puji Tuhan cuan saya sekarang ratusan juta per bulan
Kalau anda perhatikan, belakangan ini di sosial media ada begitu banyak orang yang menunjukkan seberapa sukses penghasilannya. Baik itu orang percaya atau tidak, kata “cuan” pun belakangan menjadi pendamping populer dari kata “Puji Tuhan”. Boleh donk bilang begitu, kan katanya anak Tuhan harus jadi terang?
Pada hari ini saya ingin mengajak anda untuk merenungkan kembali, sebenarnya apa sih tujuan dari kita menunjukkan terang? Mari perhatikan Firman Tuhan berikut:
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Matius 5:16
Sebagai orang percaya tentunya kita pun harus menunjukkan kualitas Allah dengan menjadi excellent dimanapun kita berada. Yesus pun berkata jelas bahwa terang itu harus ditunjukkan dan bukan disembunyikan. Akan tetapi jangan berhenti disitu saja karena ada kelanjutannya. Firman Tuhan berkata bahwa menjadi terang pun ternyata bertujuan, yakni untuk memuliakan Bapa.
Kalau kita kembali pada kalimat pertama artikel ini. Coba apa yang menurut anda menjadi fokus bagi orang lain ketika mendengar kalimat tersebut, Tuhan atau ratusan jutanya? Tunggu dulu, saya tidak bermaksud untuk sirik. Bukan berarti orang percaya tidak boleh mendapat “cuan”, karena bisa jadi orang pun jadi penasaran dengan keberhasilan anda dan disitulah tempat anda bersaksi. Kita pun seharusnya bersyukur apabila hal ini terjadi karena Tuhan bisa memakai situasi apapun untuk membuat orang berbalik kepadanya.
Akan tetapi, yang mengkhawatirkan adalah apabila orang percaya mengatasnamakan “Terang” padahal sebenarnya sedang memamerkan keberhasilan diri sendiri. Terlebih lagi di era sosial media dimana begitu besar budaya membandingkan yang membuat begitu banyak orang terjatuh dan depresi. Jangan sampai kita membawa nama Tuhan padahal sedang menjadi batu sandungan untuk orang lain.
Ingat ada garis yang tipis antara pamer dan menjadi terang. Perbedaannya adalah siapa yang ada di depan, Tuhan atau kita?
Bukan berarti orang percaya tidak boleh posting di sosial media. Bukan berarti juga membuat anda tidak perlu bersaksi karena takut jadi batu sandungan. Bukan berarti juga anda tidak perlu menjadi berhasil dalam hidup. Ingat menjadi terang tidak terbatas pada status atau harus “cuan” dulu.
Pada akhirnya semuanya kembali lagi ke motivasi hati. Apakah tujuan yang dikejar adalah supaya orang mengagumi keberhasilan anda atau untuk memuliakan Tuhan? Dalam kondisi ekstrimnya adalah apakah anda mau apabila nama anda tidak dikenal orang meskipun hasil karya dan pekerjaan anda membawa mereka kembali kepada Tuhan?
Pada hari ini coba renungkan sejenak dan minta kepada Tuhan untuk menunjukkan apakah hidup anda sudah menjadi terang yang sesungguhnya? Ingat ada garis yang tipis antara pamer dan menjadi terang. Perbedaannya adalah siapa yang ada di depan, Tuhan atau kita? Jangan sampai yang menjadi penghalang terang itu adalah diri kita sendiri.
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.