Live by Grace

ditulis oleh Karen Grace Suwignyo, 6 Juli 2020


Memiliki seorang anak adalah keinginan dari sebagian besar setiap orang, khususnya pasangan yang baru saja menikah. Saya yakin, ketika pasangan yang baru saja memulai lembaran baru kepada jenjang pernikahan, ketika mendengar kabar bahwa sang istri mengandung, banyak sekali perasaan yang tidak akan cukup dideskripsikan lewat kata-kata. Selanjutnya perasaan ini pasti akan diikuti dengan semua pemikiran tentang keperluan sang bayi yang akan lahir. Terlebih lagi tentunya sebagai calon orang tua, pasti akan memikirkan nama yang indah untuk sang bayi yang akan lahir.

Memberikan sebuah nama untuk seorang bayi yang akan lahir dan tumbuh dewasa kelak tentunya juga akan menjadi sebuah doa dan harapan dari orang tua. Saya pun yakin, bahwa setiap orang tua memiliki kisahnya masing-masing dalam memberikan nama untuk sang bayi yang akan lahir ke dunia ini. Seperti orang tua saya yang memberikan nama “Grace” kepada saya, yang memiliki arti sebuah perjuangan yang saya lalui sejak saya masih di dalam kandungan.

Ya, saya lahir semuanya hanya karena kasih karunia Tuhan Yesus.

Tetapi oleh kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang diberikan kepadaku tidak sia-sia; Tetapi aku bekerja lebih keras dari pada mereka semua, tetapi bukan aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

1 Korintus 15:10


Diagnosa dari dokter
Saat saya masih berada di dalam kandungan mama, tepatnya di saat saya berusia 6 bulan, mama saya divonis terkena toksoplasmasis. Toksoplasmasis adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit protozoa, yang sering disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini seringkali ditemukan pada kotoran kucing atau hidangan daging yang belum matang. Banyak sekali hal-hal menyeramkan yang mungkin akan terjadi ketika saya lahir ke dunia, antara lain: kulit berwarna kekuningan, peradangan atau infeksi di bagian belakang bola mata dan retina, pembesaran organ hati dan limpa, ruam kulit, gangguan mental, kehilangan pendengaran, anemia. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi, penumpukan cairan otak di kepala sehingga kepala menjadi besar. Kita seringkali mengetahui penyakit ini dengan nama hidrosefalus.

Dengan diagnosa tersebut, dengan berat hati dokter pun sudah angkat tangan atas kasus tersebut dan menyarankan agar kedua orang tua saya menggugurkan saya yang masih ada di dalam kandungan. Dengan kata lain, apabila hal tersebut terjadi, saya tidak akan pernah lahir ke dunia ini. Dokter berkata bahwa kalau saya lahir pun, kemungkinan saya akan menjadi anak yang memiliki kebutuhan khusus, kepala saya akan membesar, saya tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat, tidak bisa bertumbuh layaknya anak-anak normal pada umumnya.

Kenapa ini terjadi, Tuhan?
Apakah kalian bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati kedua orang tua saya ketika mendengar kabar tersebut? Apakah orang tua saya akan putus asa dan hilang harapan ketika mendengar berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi kepada saya ketika saya lahir nanti? Apakah orang tua saya kecewa dan marah kepada Tuhan atas hal yang terjadi saat saya yang berusia 6 bulan di dalam kandungan, harus berjuang melawan penyakit itu dengan segala kekuatan bahkan nyawa? Apakah Tuhan tidak cukup mengasihi orang tua saya, keluarga saya, dan saya yang masih berusia 6 bulan saat itu? Apakah saya tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk lahir ke dunia ini?

Memilih untuk berpegang teguh dengan kasih setia Tuhan
Saya sangat bersyukur karena kedua orang tua saya memilih untuk percaya kepada Tuhan. Orang tua saya memilih untuk berpegang teguh dengan kasih setia Tuhan dan tetap berharap bahwa mujizat Tuhan pasti terjadi kepada saya. Saya sangat bersyukur karena kedua orang tua saya tidak menyerah di saat dokter dengan segala diagnosa, situasi dan kondisi mulai menyerah dengan keadaan saya saat itu. Saya juga sangat bersyukur atas kedua kakak saya yang tidak hentinya mendoakan saya setiap malam saat mezbah keluarga bersama dengan kedua orang tua saya.

Selama 3 bulan, keluarga saya bersungguh-sungguh, percaya dan berserah penuh kepada Tuhan atas hidup saya. Iman dari kedua orang tua dan kedua kakak saya atas mujizat dan kesembuhan untuk saya tetap ada dan tidak pernah padam.

Saat itu, tiba saatnya waktu yang dinantikan oleh keluarga saya. Ya, itu adalah hari dimana saya dilahirkan ke dunia. Dengan hati yang cemas, kedua orang tua saya hanya bisa berserah kepada Tuhan.

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Mazmur 139:13-14

Hidup saya adalah bukti dari kasih karunia Tuhan
Saya dilahirkan dengan sempurna. Kedua mata saya normal. Kedua telinga saya normal. Layaknya bayi yang dilahirkan akan menangis, saya pun menangis dan hal ini menandakan bahwa saya tidak bisu. Atas iman, ketaatan dan penyerahan secara penuh dari keluarga saya kepada Tuhan, Ia menjawab doa-doa mereka. Tidak berhenti sampai disitu, Tuhan pun menyertai segala perawatan yang saya jalani setelah saya lahir.

Dengan segala kebesaran Tuhan, saat saya menjalani pengecekan kesehatan yang dilakukan 3 tahun lalu, saya dinyatakan bebas dari virus toksoplasma. Tidak satu pun didapati virus tersebut pada tubuh saya. Hingga saat ini, saya adalah remaja yang dapat beraktivitas secara normal layaknya remaja pada umumnya. Hidup saya adalah bukti dari kasih karunia Tuhan, sesuai dengan nama yang diberikan oleh orang tua saya, yaitu Grace.

Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau

Yeremia 1:5

Tuhan dapat membuat segala situasi, bahkan yang terlihat tidak mungkin sekalipun untuk menunjukkan kebesaran-Nya. Jangan pernah hilang harapan kepada Tuhan, karena kasih karunia-Nya nyata di dalam hidup kita. Ketika kita percaya dan berserah hanya kepada Tuhan, disitulah Tuhan melakukan mujizat-Nya dan mampu melakukan hal-hal yang tidak mungkin terjadi di mata manusia. Tuhan sanggup untuk melakukan segala perkara dan menjadikan segala sesuatu menjadi sempurna. Jangan menyerah dan tetap percaya!


Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s