ditulis oleh Richelle Kwok, 24 Mei 2020
What if my greatest disappointments
Blessing by Laura Story
Or the aching of this life
Is the revealing of a greater thirst this world can’t satisfy
What if trial of this life
The rain, the storms, the hardest night are your mercies in disguise
Percayakah bahwa di setiap persoalan yang kalian hadapi akan ada jawaban dari Tuhan? Percayakah bahwa di setiap lembah yang kalian lewati ada kasih dan penyertaan Tuhan yang memampukan kalian untuk melewatinya? Tak pernah terpikirkan bahwa Tuhan memberkati saya lebih dari yang saya bayangkan seperti lirik lagu dari seorang penyanyi bernama Laura Story.
Beberapa bulan sebelum saya memutuskan untuk pindah dan menetap di Australia, ada satu hari dimana saya merasa sedih, khawatir, bahkan sampai hilang pengharapan. Saya sudah mendaftarkan diri untuk melanjutkan studi master (S2) di salah satu universitas di Australia. Malam itu, saya merasa gelisah dan tidak bisa tidur karena menunggu hasil pendaftaran. Setelah berpikir panjang, akhirnya saya memberanikan diri dan memutuskan untuk memeriksa situs universitas tersebut lalu melihat hasil keputusannya. Namun, yang saya temukan adalah tulisan “Not Approved”.
Perasaan sedih, kaget, bingung, dan takut, semua itu bercampur dan saya hanya bisa menangis sendiri di tengah malam itu. Saya bingung, karena tiket pesawat ke Australia sudah dibeli, bagaimana saya memberi tahu orang tua dan keluarga saya tentang hal ini. Saya juga bingung, kegiatan apa yang harus saya lakukan nanti di Australia. Saya takut untuk menerima kenyataan bahwa saya akan membuat orang tua saya sedih. Terlebih lagi, saya takut kalau sampai keluarga besar saya akan merendahkan saya, mengingat latar belakang keluarga besar saya yang cukup memandang penting tentang pendidikan dan karir. Jurusan yang saya pilih memang memiliki ketentuan bahasa Inggris dengan standar yang tinggi, dan saya menyadari bahwa sudah bertahun – tahun saya tidak menggunakan dan mengasah kemampuan berbahasa Inggris.
Mengucap Syukur Dalam Segala Kondisi
Selama menjalani situasi tersebut saya bersyukur karena Tuhan memampukan saya untuk memiliki respon yang benar. Tuhan memampukan saya untuk tidak mengeluh ataupun komplain atas keputusan dari pihak universitas. Tuhan pun memampukan saya untuk berdoa dan percaya bahwa situasi saat itu tetap merupakan berkat dari Tuhan, dimana Tuhan sedang melindungi saya dari hal – hal yang memang belum menjadi bagian dan milik saya saat itu. Saya yakin dan percaya bahwa kita semua memiliki kebebasan untuk memilih apakah kita mau bersyukur atau mengeluh atas setiap hal yang terjadi dalam hidup.
Kita semua memiliki kebebasan untuk memilih apakah kita mau bersyukur atau mengeluh atas setiap hal yang terjadi dalam hidup
Mudah sekali untuk saya mengucap syukur ketika ada di dalam situasi yang baik, nyaman dan mendapatkan berkat. Namun saat itu, lebih mudah untuk saya mengeluh dan bersungut-sungut atas hal yang terjadi. Tetapi situasi yang saya lewati tidak menggoyahkan kemauan saya untuk tetap mengucap syukur kepada Tuhan, karena saya yakin bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk saya (Yeremia 29:11) dan Tuhan ingin supaya saya tidak khawatir tentang apapun, tetap berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal (Filipi 4:6). Ketika saya mau mengucap syukur, Tuhan memampukan saya untuk melewati situasi dan kondisi tersebut. Saya percaya bahwa respon yang benar akan menentukan bagaimana kita memasuki dan melangkah kedalam chapter berikut dalam kehidupan kita.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Yeremia 29:11
Tepat keesokan harinya, manager di tempat saya bekerja, mengajak saya berbincang – bincang sambil mengantarnya pulang. Sebelum kami berpisah, manager saya mengatakan sebuah kalimat yang akan selalu saya ingat, “Richelle, you’ll be great!”. Kalimat yang mungkin terdengar sederhana, saat itu berubah menjadi sebuah penguatan buat saya karena saya percaya bahwa itu datang dari Tuhan.
Berkat yang Tersembunyi Dibalik Penolakan
Sekarang saya sudah berada di Australia. Menjalani keseharian saya disini selama kurang lebih lima bulan dan saya merasakan begitu banyak kebaikan dan berkat Tuhan. Salah satunya adalah ketika Tuhan memberikan pekerjaan yang sebenarnya mustahil bisa saya dapatkan karena standar yang begitu tinggi dan persaingan yang ketat. Tuhan memberkati saya dengan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya yaitu bekerja untuk anak – anak berkebutuhan khusus.
Salah satu hal yang menarik adalah ketika saya mendapatkan tawaran menjadi seorang staff permanen setelah hanya dua bulan bekerja. Tidak hanya itu, yang lebih mengejutkan lagi adalah saya bekerja di sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan universitas yang menolak saya beberapa bulan sebelumnya. Saya bekerja di gedung yang sama dengan Autism Centre di universitas tersebut, bahkan kami berbagi ruang makan dan toilet yang sama. Gedung kantornya pun berseberangan dengan universitasnya. Tak pernah terpikirkan sekalipun oleh saya dapat menjadi seseorang yang bekerja di Universitas tersebut, bukan sebagai seorang pelajar. Semua ini terjadi bahkan jauh lebih besar dari yang saya bayangkan dan rencanakan pada awalnya. Penolakan tersebut adalah bagian dari rencana Tuhan yang membawa saya kepada tujuan yang sudah ditetapkan Tuhan atas hidup saya.
Penolakan tersebut adalah bagian dari rencana Tuhan yang membawa saya kepada tujuan yang sudah ditetapkan Tuhan atas hidup saya
Percaya Bahwa Tuhan adalah Nahkoda Hidup Kita
Percayalah bahwa ketika kita memiliki respon yang benar dalam setiap situasi dan kondisi, akan ada mujizat dan anugerah dari Tuhan. Akan ada perbedaan yang jelas ketika kita memilih untuk percaya atas dasar ketakutan atau kekhawatiran dan ketika kita memilih untuk percaya bahwa Tuhan adalah nahkoda hidup kita. Saya sadar betul bahwa karir merupakan salah satu prioritas dalam hidup saya, sehingga ketika pertama kali harus menerima bahwa saya ditolak saya merasa sangat sedih. Namun, satu hal yang saya pelajari adalah ketika Tuhan menjadi prioritas utama dalam hidup saya, semua hal yang terbaik akan diberikan kepada saya (Matius 6:33). Saya bersyukur karena telah membuktikan bahwa setiap lembah yang saya lewati, selalu ada kasih dan penyertaan Tuhan yang memampukan saya untuk melewatinya.
Artikel ini disunting oleh Putri Evelline
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.
Thank you utk bisa berani share your experiences, your failure, and your victory with God.
I believe this article bisa reach so many people
LikeLike
Mantap
LikeLike