ditulis oleh Darmintra Tandrawijaya, 5 Mei 2020
Halo teman – teman, bagaimana kondisi kesehatan teman-teman yang terkasih sekalian? Saya harap teman-teman beserta keluarga tetap dalam kondisi yang sehat.
Saat ini karena adanya isu COVID-19 yang mematikan, kita semua sedang dihadapkan dengan kondisi yang berbeda dari biasanya. Keharusan untuk melakukan social distancing membuat kita kesulitan untuk beraktivitas di luar dan juga bertemu dengan orang lain, membuat banyak lapangan pekerjaan mewajibkan kita untuk bekerja dari rumah dan juga banyak toko dan tempat usaha tutup. Saya dan keluarga pun ikut terpengaruh mengingat kedua orang tua saya memiliki usaha sendiri sehingga dampak dari social distancing mempengaruhi pendapatan yang mereka peroleh.
Meskipun saat ini pekerjaan saya masih terjaga, namun di kantor juga sedang digadang – gadang untuk meminimalisir operational cost dan juga pengurangan karyawan apabila revenue team berkurang. Tentu saja bohong kalau saya mengatakan keadaan saya saat ini sepenuhnya baik – baik saja. Saya yakin setiap dari teman – teman pun memiliki kesulitannya masing – masing dan sedang berjuang untuk mengatasi isu yang dihadapi terutama di saat – saat sekarang.
Ketika yang Bungsu Didahulukan
Izinkan saya untuk membagikan ayat renungan dari alkitab yang membantu menguatkan saya dari Kejadian 48:8-20:
48:8. Ketika Israel melihat anak-anak Yusuf itu, bertanyalah ia: "Siapakah ini?" 48:9 Jawab Yusuf kepada ayahnya: "Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini." Maka kata Yakub: "Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka."
48:13 Setelah itu Yusuf memegang mereka keduanya, dengan tangan kanan dipegangnya Efraim, yaitu di sebelah kiri Israel, dan dengan tangan kiri Manasye, yaitu di sebelah kanan Israel, lalu didekatkannyalah mereka kepadanya. 48:14 Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye--jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung.
48:17 Ketika Yusuf melihat bahwa ayahnya meletakkan tangan kanannya di atas kepala Efraim, hal itu dipandangnya tidak baik; lalu dipegangnya tangan ayahnya untuk memindahkannya dari atas kepala Efraim ke atas kepala Manasye. 48:18 Katanya kepada ayahnya: "Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya." 48:19 Tetapi ayahnya menolak, katanya: "Aku tahu, anakku, aku tahu; ia juga akan menjadi suatu bangsa dan ia juga akan menjadi besar kuasanya; walaupun begitu, adiknya akan lebih besar kuasanya dari padanya, dan keturunan adiknya itu akan menjadi sejumlah besar bangsa-bangsa." 48:20 Lalu diberkatinyalah mereka pada waktu itu, katanya: "Dengan menyebutkan namamulah orang Israel akan memberkati, demikian: Allah kiranya membuat engkau seperti Efraim dan seperti Manasye." Demikianlah didahulukannya Efraim dari pada Manasye.
Apabila anda melihat ayat tersebut, terdapat peristiwa menarik ketika Yusuf membawa kedua anaknya untuk diberkati oleh Yakub. Pada saat itu Yakub mendahulukan Efraim yang merupakan anak bungsu mendahului yang sulung Manasye. Meskipun sudah sempat diprotes oleh Yusuf, akan tetapi ternyata perbuatan Yakub tersebut memiliki tujuan tersendiri. Mengapa demikian?
Berbuah Dahulu Baru Dilepaskan
Mari kita tinjau arti dari kedua nama tersebut dalam Kejadian 41:51-52 (AMP) :
Joseph named the firstborn Manasseh (causing to forget), for he said, “God has made me forget all my trouble and hardship and all [the sorrow of the loss of] my father’s household.”
Genesis 41:51-52 [AMP]
He named the second [son] Ephraim (fruitfulness), for “God has caused me to be fruitful and very successful in the land of my suffering.”
Disebutkan bahwa Efraim berarti berbuah dan menjadi berhasil di masa -masa kesulitan dan Manasye berarti dilepaskan dari seluruh kesulitan dan masalah yang terjadi. Dengan kata lain, Tuhan menginginkan kita untuk berbuah terlebih dahulu di masa – masa kesulitan barulah Dia akan melepaskan kita dari kesulitan yang kita hadapi. Itulah artinya dari didahulukannya Efraim daripada Manasye.
Teman-teman, sebagai seorang manusia, saya pribadi pun terkadang masih menyalahkan keadaan, kenapa harus ada penyebaran COVID-19 di Indonesia? Kenapa keadaan malah menjadi lebih sulit di keluarga dan di pekerjaan? Namun, dari bacaan ini saya diingatkan kembali kalau fokus saya hanya pada keadaan yang tidak ideal dan kemudian diam saja, tentunya saya tidak akan pernah sampai kepada janji Tuhan untuk dilepaskan dari kesulitan saya.
Tuhan menginginkan kita untuk berbuah terlebih dahulu di masa – masa kesulitan barulah Dia akan melepaskan kita dari kesulitan yang kita hadapi
Bukankah Yusuf juga berada dalam keadaan yang sulit selama kehidupannya? Ia dibenci dan dijual sebagai budak oleh saudara-saudaranya sendiri, difitnah oleh istri dari majikannya di Mesir dan dijebloskan ke dalam penjara secara tidak adil. Namun, ia tetap melayani orang lain dan melakukan tanggung jawabnya dengan baik sebelum akhirnya kepala juru minuman yang telah dibantu Yusuf merekomendasikan ia kepada Firaun untuk mengartikan mimpinya hingga ia pun dipercaya oleh Firaun dan diangkat menjadi orang nomor dua di Mesir.
Bukankah kehidupan Yusuf sendiri adalah bukti bahwa janji Tuhan untuk masa yang indah akan segera diberikan kepada hamba-Nya asalkan kita mampu untuk terus berbuah terlepas dari masa-masa yang sulit?
Saya percaya kalau setiap dari kita pun akan mengalami janji yang sama seperti yang telah dialami Yusuf bila kita tetap menjalankan peranan dan tanggung jawab kita di kehidupan keluarga, pekerjaan maupun komunitas dengan baik. Saya berdoa agar di masa sulit COVID-19 ini setiap dari teman-teman dapat mengalami Efraim dalam kehidupannya dan tidak kehilangan harapan dalam menantikan Manasye.
Tuhan Yesus memberkati.
*Pengartian dari nama Manasye dan Efraim diambil dari salah satu khotbah Ps. Jeffrey Rachmat
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.
Wow! Bagus sekali perenungan ini terimakasih ya
LikeLike
Thank you so much! Such a wonderful reminder in this season!
God Bless!
LikeLike
Wah renungannya mendidik sekali. Flownya bagus dan banyak ayat-ayat pendukung jadi ga centered around pengalaman pribadi saja. Thanks for the time and effort to write this piece! Terutama dalam waktu-waktu terakhir ini, walaupun tulisan ini mengungkapkan dengan halus, tapi juga menegur dengan keras bahwa Christian harus memikul salib, berserah penuh kepada Tuhan.
LikeLike