ditulis oleh Marcel Josojuwono, 20 November 2019
“Tuhan, hidup gua mau dibawa kemana sih?”
Pertanyaan itu saya ucapkan dalam hati di suatu pagi hari yang sangat melelahkan. Semua hal yang terjadi membuat pikiran saya negatif dan mempertanyakan mujizat Tuhan yang membawa saya mendapatkan pekerjaan itu. Memang sih, kalau diingat kisah hidup saya dalam lima tahun terakhir penuh dengan mujizat. Dimulai dari tahun terakhir kuliah yang penuh dengan perjuangan, lalu dengan ajaib mendapat pekerjaan dengan beberapa posisi yang dibuat – buat untuk saya hingga sampai bekerja di luar kota. Akan tetapi hari itu saya merasa sangat down dan mulai menyalahkan keadaan. Beberapa minggu terakhir pekerjaan terasa menumpuk dengan masalah baru setiap hari. Tekanan dari pagi hingga malam dan dari weekdays hingga weekend terasa membebani setiap pikiran. Ketidakjelasan situasi ditambah lagi kekhawatiran akan masa depan, membuat saya sangat gelisah akan apa yang akan terjadi.
Ditengah keluhan – keluhan yang keluar dari mulut saya, tiba – tiba saya pun teringat satu lagu lama yang sempat saya dengar beberapa hari sebelumnya. Karena sangat terngiang di kepala, saya pun mencoba untuk mendengarkan liriknya sedikit demi sedikit:
Lagu ini berjudul “Tis So Sweet to Trust in Jesus” dan ditulis oleh seorang wanita bernama Loisa M.R Stead pada tahun 1882. Ketika itu Loisa beserta suami dan anaknya sedang berpiknik dan ketika itu mereka mendengar ada seseorang anak kecil yang tenggelam di sungai. Suaminya pun segera bergegas untuk menolong, namun ironisnya ikut terbawa arus ketika menolong anak tersebut. Setelah itu pun Loisa menempuh hidup dalam kesusahan untuk membiayai anaknya. Luar biasanya di masa seperti inilah justru ia menuliskan lirik lagu ini. Bayangkan bagaimana mungkin ditengah masa pahit itu seseorang dapat menyatakan betapa manisnya percaya kepada Yesus?
1. Terasa Manis Karena Percaya Sepenuhnya
Pada hari itu kalimat “just to take Him at His word” terasa sangat dalam dan menusuk di hati saya. Sungguh inilah definisi dari iman yang dikatakan di Ibrani 11:1 yaitu “dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Ironisnya justru kita seringkali fokus apa yang terlihat dan setelah itu menyalahkan Tuhan jika tidak sesuai dengan ekspektasi. Kita hanya percaya pada janji-Nya hanya ketika situasinya baik di mata kita.
Sambil merenungkan lagu tersebut saya pun jadi teringat pada Amsal 3:5-6 yang berbunyi demikian:
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu”
Tuhan menghendaki kita untuk memiliki iman yang percaya sepenuhnya. Kata “segenap hati” maksudnya tidak ada sedikitpun rasa keraguan di hati. Hal ini berarti iman kita haruslah seratus persen percaya kepada Tuhan. Ketika kita mulai mencampuri iman kita dengan satu persen dari pengertian dan logika kita, maka artinya anda tidak percaya kepada Tuhan dengan segenap hati!
2. Terasa Manis Karena Bersandar Pada Janji-Nya
Selanjutnya pada lirik lagu tersebut juga menyebutkan “just to rest upon His promise”. Saya jadi teringat akan janji Tuhan yang saya pegang secara personal dalam hidup yakni di Keluaran 33:14, “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman bagimu”. Janji ini saya dapatkan ketika momen akan mengambil langkah besar dalam kehidupan karir saya dan inilah yang menguatkan saya kembali untuk tetap teguh dalam Tuhan.
Lantas, mengapa bersandar hanya kepada janji sangatlah manis? Jawabannya adalah karena Tuhan itu berkuasa dan tidak akan pernah gagal menepati janji-Nya. Yosua 21:45 tertulis bahwa, “Dari segala yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi”. Sudahkah anda tahu apa janji Tuhan bagi hidup anda? Apabila belum, semua itu tertulis didalam alkitab dan bagian anda adalah merenungkan dan menerima perkataan itu dalam hati.
Tuhan itu berkuasa dan tidak akan pernah gagal menepati janji-Nya
3. Terasa Manis Ketika Mengingat Kebaikan-Nya
Ketika sampai pada kalimat “how I’ve proved Him o’er and o’er (over and over)”, saya jadi teringat bahwa kebaikan Tuhan sangatlah tidak terhitung dalam hidup saya. Setiap langkah hidup baik kecil ataupun besar sangatlah menyenangkan ketika dilewati bersama dengan Tuhan. Berapa kali saya dapat membuktikan bahwa benar Tuhan itu baik dan selalu baik! Ketika mengingat hal ini maka saya sekarang mengerti apa yang dimaksud dengan “rasa manis” dalam percaya kepada Tuhan.
Mungkin saat ini anda sedang berada disituasi yang sama dengan saya atau bahkan lebih tidak mengenakkan. Mungkin anda merasa bahwa hidup sebagai pengikut Yesus tidaklah seenak yang anda pikirkan. Mungkin anda berharap bahwa kondisi keluarga anda membaik. Mungkin anda sedang ada dalam tekanan hidup. Bahkan berapa banyak dari anda yang sudah mulai terpikir untuk stop percaya kepada Yesus? Toh hasilnya tidak kelihatan kan? Akan tetapi saat ini saya mengajak anda untuk tetap berpegang teguh pada Tuhan. Ambillah waktu sejenak untuk mengingat kebaikan-Nya dalam hidup anda dan bersandarlah kepada-Nya yang sanggup membawa anda melewati segala tantangan. Biarlah dalam hidup ini, anda dapat bersaksi dan menyatakan sendiri “Benar percaya kepada Tuhan itu manis sekali dan saya sudah membuktikannya berkali – kali!”
Sparks! merupakan sarana renungan kristen yang bertujuan untuk memperlengkapi kehidupan saat teduh setiap orang percaya. Sparks! akan membagikan konten renungan dalam berbagai topik mulai dari doa, iman, keselamatan, kasih, komunitas, keluarga, dan masih banyak lagi. Jika setelah membaca artikel ini anda tergerak untuk berkontribusi melalui wadah ini, anda dapat menghubungi kami melalui email ke daylightworks@gmail.com.